Sabtu, 13 Februari 2010

Memahami Yohanes : Bab 1

Firman telah menjadi Manusia
1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Penulis mencoba membayangkan bahwa kalimat pertama Yohanes bagaikan bercerita tentang kejadian awal mula. Ungkapan Jawa “Sangkan paraning dumadi” yang semua bersumber dari dan kepada Sang Pencipta. Tuhan yang Ada sebelum segala abad, sebelum segalanya diciptakan dan Dialah Sang Awal. Sang Firman yang dalam pemahaman penulis adalah Tuhan Yesus, adalah Allah itu sendiri. Seperti apa itu Allah, jelas tidak terbayangkan oleh penulis. Mungkin yang dimaksudkan Yohanes bukan penciptaan, namun penekanan bahwa Firman sebagai ungkapan untuk Kristus Yesus benar-benar Allah sejati, yang tiada lain Sang Pencipta.

Penulis mencoba membayangkan sesuai kemampuan penulis yang begitu dangkal. Allah bagaikan gumpalan energi maha besar yang tak terbayangkan. Dialah Roh Hu Allah yang maha segalanya. Dari dalam-Nya keluarlah beribu-ribu atau malahan berjuta-juta spora kabut hangat. Dengan kuasa-Nya maka spora kabut tersebut setelah mengalami proses berjuta-juta tahun, membentuk alam raya yang maha luas tak terhingga. Segala sesuatu dijadikan oleh-Nya, yang salah satunya menjadi bumi ini. Proses berjuta tahun ini apabila dilihat dari bumi dengan hitungan hari bumi. Bentuk daratan bumi belum seperti sekarang ini, yang mungkin banyak benua masih menjadi satu.

Pada saatnya, bagian dari spora kabut hangat itu diciptakan manusia, sebut saja Roh Hu Alam laki-laki dan perempuan. Sebut saja manusia awal tersebut sebagai Alma untuk yang laki-laki dan Huma untuk perempuan, yang mungkin belum mengenal dirinya sendiri. Mereka belum mengenal kebutuhan apa-apa kecuali makan dan minum dan beranak pinak. Mereka menyebar kemana-mana mengisi bumi ini. Karena proses evolusi, yang tergantung kepada kondisi, situasi dan sebagainya, maka terbentuklah manusia yang berbeda-beda postur tubuh, warna kulit, rambut dan ikutannya yang lain.

Singkat cerita, salah satu keturunan Alma dan Huma setelah beribu atau berjuta tahun adalah nenek moyang Abraham, suku bangsa Uhrzani-Kasdim. Kita mengenal Alma dan Huma sebagai Adam dan Hawa yang pada waktu itu tinggal di Taman Eden mungkin daerah Asia Tengah (11-08-06).

Setelah begitu lama, sampailah kepada nubuat yang harus terjadi. Sang Firman turun ke dunia menjilma menjadi manusia biasa, agar bisa berkomunikasi dengan umat ciptaan-Nya. Dalam Dia ada hidup, yang penulis pahami adalah hidup yang kekal di alam kelanggengan. Dialah penghuni dan pemilik hidup itu, yang sering kita beri nama surga. Tidak ada seorangpun yang hidup di dunia ini tahu dan mengerti seperti apa itu papan termulia yang tanpa siksa. Sang Firman datang sendiri untuk memberi terang kepada manusia. Ke-Terang-an yang disampaikan Sang Firman sering kita sebut sebagai Sabda atau Firman itu sendiri. Sang Terang memberikan cahaya yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh manusia, agar tidak terbelenggu oleh kegelapan. Cahaya-Nya akan memberikan pencerahan, sehingga yang tadinya tidak kelihatan menjadi terlihat.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita ini sering gelap mata dan lupa diri, sehingga tidak tahu lagi mana yang baik dan mana yang tidak, mana yang benar dan mana yang keliru. Yang penting pada saat itu bisa menumpahkan segala macam ganjalan karena ego kita sendiri. Yang penting mencari menangnya sendiri dengan berbagai alasan pembenaran. Setelah sadar betul-betul, kita baru bisa merasakan secercah cahaya yang menerangi hati dan perasaan kita. Cahaya Sang Terang akan membuka mata hati kita untuk melihat dan membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak. Kita tidak bisa berbohong dengan diri sendiri dan tidak akan menang melawan Kebenaran itu sendiri.

Pembukan Yohanes Penginjil, sepertinya begitu menegaskan bahwa Kristus Yesus adalah Allah. Allah dari Allah oleh kehendak Allah, Yang Ada sebelum segalanya ada. Dia berinkarnasi, menjilma menjadi manusia dan memilih menjadi manusia kebanyakan. Misteri ini tidak akan terjelaskan oleh manusia, sepandai apapun orang tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar