Sabtu, 28 November 2009

Memahami Matius Bab 1.

Bab 1. Silsilah dan Kelahiran Tuhan Yesus

Silsilah Yesus Kristus
Matius yang selama ini kita kenal sebagai salah seorang murid Tuhan Yesus, dikatakan berasal dari Galilea dan masih keturunan kaum Lewi. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Matius berasal dari Tarsus. Dalam pengembaraannya, sampailah dia di Galilea dan bekerja sebagai pemungut cukai.
1:1. Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. 1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, 1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, 1:4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, 1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, 1:6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, 1:7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, 1:8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, 1:9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, 1:10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, 1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
1:12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, 1:13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, 1:14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, 1:15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, 1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.


Pertama-tama, pada bab-1 pembukaan Injil Matius memperkenalkan silsilah Tuhan Yesus dan kelahiran-Nya di Bethlehem (rumah roti). Silsilah tersebut agak berbeda dengan apa yang ditulis oleh Lukas. Penulis mencoba mengerti bahwa hal tersebut mungkin berbeda karena referensi yang dipergunakan memang berbeda. Yang jelas disebutkan oleh Matius maupun Lukas bahwa Tuhan Yesus masih keturunan Abraham, bapa bangsa Yahudi dari suku Yehuda. Penulis tidak tahu apakah pada zaman itu seseorang mempunyai nama tidak hanya satu, entah itu nama asli, sebutan atau gelar ataupun panggilan sehingga muncul perbedaan. Penulis masih ingat sewaktu masih kecil sering dipanggil Jlitheng, Anak Ambon, Citraksa. Dalam keluarga, warna kulit penulis yang paling hitam, kebetulan bapak sedang bertugas ke Maluku, dan semasa kecil kalau bicara gagap seperti Citraksa keluarga Kurawa dalam pewayangan. Beberapa teman sewaktu muda sering memanggil Kopral karena potongan rambut cepak seperti tentara.

Matius tidak menceritakan siapakah Bunda Maria sebenarnya, dan hanya menyebutkan bahwa Yusuf keturunan Daud. Sebagai pembuka cerita, Matius menuliskan tentang silsilah seperti yang dia ketahui. Ada pendapat yang “mengatakan” bahwa silsilah tersebut diambil dari dongeng bangsa Uhrzani Kasdim, nenek moyang Abraham. Bisa menyusun silsilah yang begitu panjang dari mulut ke mulut, sudah merupakan hal yang menakjubkan. Penulis sendiri sudah tidak mengenal siapakah kakek nenek buyut, walaupun ada yang memberi tahu bahwa masih ada keturunan darah dari Ki Tunggul Wulung, Ki Wiraguna, Ki Darsa Sentana. Siapakah mereka, penulispun tidak tahu sama sekali.

Satu hal yang mungkin harus kita sepakati bahwa tulisan Matius bukan sejarah biografi, tetapi buku atau tulisan kesaksian iman tentang Yesus yang dialaminya. Namanya juga kesaksian iman, maka rentetan kejadian yang ditulis juga tidak harus berurutan. Yang paling mengesan dalam hati sanubari setelah sekian tahun kemudian, jangan sampai ketinggalan untuk dituliskan. Mau tidak mau situasi dan kondisi dimana Matius berkarya, akan mempengaruhi isi tulisan pengalamannya.

Kelahiran Yesus Kristus
1:18. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.
1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, 1:25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Seperti tertulis bahwa Yusuf adalah orang yang tulus hati, yang selalu mengikuti ajaran kebenaran dan kebaikan. Kita bisa membayangkan orang-orang yang taat akan kebenaran, apalagi jika sudah “bertemu” dengan yang kudus, walau hanya dalam mimpi. Pikiran kotor, pikiran kedagingan akan seks bisa dia buang jauh-jauh. Penulis merasa yakin bahwa bapak Yusuf siap untuk menjalani selibat biarpun mempunyai isteri Bunda Maria. Kita bayangkan saja para imam, bruder dan suster yang sudah siap dengan kaulnya untuk hidup selibat. Mungkin pikiran kita saja yang masih penuh nafsu ini yang berandai-andai, masak iya hidup serumah namun tidak bercampur seperti suami isteri layaknya. Dengan kata agak kasar, bapak Yusuf berarti bodoh karena tidak sesuai dengan khayalan kita. Memang hanya orang-orang pilihan saja yang dapat dan mampu mematikan nafsu kedagingan, termasuk kebutuhan biologis. Dan yang terpilih itu Santo Yusup.

Dalam pengalaman komunikasi rohani, penulis bersama tiga saudara seiman malahan menerima kabar yang cukup mengagetkan (030306). Simbul kelahiran-Nya adalah ayam jago berkokok tiga kali. Simbol yang diberikan kepada kami adalah angka 03-03--3. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia lahir pada hari Sabtu Legi tanggal tiga bulan tiga tahun tiga sebelum Masehi. Tanggal tersebut kalau direkayasa dan dihitung mundur, sesuai penanggalan Masehi. Tuhan Yesus lahir berkisar pukul sepuluh malam di padang terbuka (bulak amba). Pada siang hari waktu itu matahari berada di tengah, yang dapat kita artikan pas musim panas di Israel. Malam hari langit terang bintang bertaburan, maka para penggembala ternak dapat menikmati indahnya malam.

Bunda Maria mengandung berkisar tujuh bulan dan bayi Yesus lahir sudah seperti bayi berumur tiga bulan. Mata-Nya sudah bisa melihat kesana kemari dan mengangkat kepala. Waktu kelahiran-Nya Santo Yusuf tidak menunggui, yang mungkin sedang mencari tempat penginapan. Mungkin inilah misteri kelahiran Tuhan Yesus, dan sebagai manusia biasa, kita hanya bisa berandai-andai sesuai dengan nalar dan selera kita. Sampai dengan saat ini memang belum ditemukan bukti-bukti nyata yang tidak terbantahkan.

Sabtu sama dengan Sabat yang dianggap bangsa Yahudi sebagai hari Tuhan, sedangkan Legi atau Manis bagi orang Jawa disebut sebagai hari pertama. Pesan Tuhan Yesus kepada kami dalam bahasa Jawa kurang lebih :”Sing tak jaluk yen wiyosan Dalem kowe aja lali, sing penting tanggal Telu Maret wae. Yen kowe arep seneng-seneng, ya neng sasi Desember.” Kurang lebih artinya :”Yang Aku minta kalau hari lahir-Ku kalian jangan lupa, yang penting tanggal tiga Maret saja. Kalau kalian mau bersuka ria, ya di bulan Desember.”

Anggap saja pengalaman rohani ini hanya milik kami, jangan sampai mempengaruhi iman kepercayaan kepada Tuhan Yesus maupun ajaran gereja yang sampai sekarang ini berlaku.

Tidak ada tulisan dalam Alkitab yang menceritakan bagaimana kehidupan Tuhan Yesus di masa kanak-kanak sampai dewasa. Namun mungkin kita pernah mendengar atau membaca tentang orang tua Maria yang bernama Yoakhim dan Anna. Mereka berdua seperti pasangan Zakharias dan Elisabeth, yang sampai tua belum dikaruniai momongan, sampai pada waktunya. Dan mungkin ada cerita lain bahwa Yesus kecil sudah sering membuat mukjizat, dari yang sederhana sampai yang mengherankan banyak orang. Bagi penulis, Tuhan Yesus berkarya sejak masih kanak-kanak, paling tidak sejak berkisar umur duabelas tahun, sewaktu “membungkam” para ahli Taurat. Mungkin bagi Matius, cerita masa kecil Yesus tidak begitu menarik karena tidak mengalami sendiri. Paling cerita dari orang lain, yang bisa ditambah dan dikurangi serta bukan berisi pengajaran rohani.

Yang dapat penulis pahami bahwa Tuhan Yesus yang maha kaya, maha segalanya mau lahir dengan maha sederhana. Merendahkan diri serendah-rendahnya, yang setiap manusia normal tidak mau melakukannya. Malahan bagi orang yang tidak suka kepada Tuhan Yesus, mungkin akan melecehkan sebagai anak haram. Sudah mengandung sebelum menikah. Padahal tidak ada yang namanya anak haram. Yang haram mestinya orang tua yang melakukan perbuatan di luar hukum dan adat yang berlaku.

Nama yang diberikan oleh malaikat dalam mimpi Yusuf adalah Yesus yang berarti Juru Selamat. Yang Satu tidak ada lainnya. Nabi Yesaya menubuatkan namanya Imanuel yang berarti Allah menyertai kita. Disinilah hebatnya Tuhan Yesus yang selalu di luar perkiraan nalar dan keinginan manusia. Segalanya suka-suka Tuhan Allah sendiri, manusia tidak bisa mengaturnya, harusnya begini dan begitu.

Sampai sekarang ini kita hanya bisa berandai-andai, menduga-duga, siapakah sebenarnya Santo Yusup yang terpilih menjadi bapaknya Tuhan Yesus. Demikian juga siapakah sebenarnya Bunda Maria yang tercipta mulus suci tanpa dosa. Dalam benak penulis sendiri, penulis meyakini bahwa mereka berdua bukan orang sembarangan, betul-betul pilihan Allah yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa. Keduanya menjadi begitu misteri bagaimana mereka lahir dan bagaimana meninggalnya, sehingga tidak tercatat dalam sejarah gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar