Minggu, 29 November 2009

Memahami Matius Bab 28

Bab 28. Kebangkitan Tuhan Yesus, Dusta Mahkamah Agama, Perintah memberitakan Kabar Sukacita

Kebangkitan Yesus
28:1. Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. 28:2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. 28:3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. 28:4 Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. 28:5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 28:6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. 28:7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." 28:8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 28:9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 28:10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."
Kelihatannya perempuan di Mata Tuhan mendapat perhatian lebih dalam sesuatu hal. Perempuanlah yang bertemu pertama kali dengan Tuhan Yesus, setelah kebangkitan-Nya. Demikian juga sebelumnya sewaktu ditemui oleh malaikat Tuhan di kubur. Para perempuan itulah yang mendapat kabar pertama kali bahwan Tuhan Yesus sudah bangkit dari mati. Kita bisa membayangkan bagaimana perasaan para perempuan itu. Takut gembira setengah tidak percaya dan perasaan lain berkecamuk menjadi satu. Belum sampai hilang perasaan yang tidak keruan tersebut, tiba-tiba saja Tuhan Yesus muncul dan memberi salam. Dia betul-betul bangkit dari tempat kubur!

Perempuan yang selama ini bagaikan ciptaan nomor dua, kanca wingking (teman di belakang), yang begitu taat dan hormat kepada laki-laki, mendapatkan anugerah tersendiri. Para malaikat dan Tuhan Yesus sendiri berkenan mengangkat kembali derajat mereka, menjadi setara dengan laku-laki. Laki-laki dan perempuan hampir tidak ada bedanya, kecuali kodrat yang memang harus demikian.

Segala macam dosa kesalahan, sakit penyakit dan kelemahan dunia telah Dia tebus dengan kematian. Dan nyatanya maut juga telah dikalahkan-Nya. Tuhan Yesus bukan seperti hantu namun nyatanya bisa dipeluk kakinya, dapat dilihat dan diraba-rasakan. Ucapan salam sewaktu bertemu para perempuan, sepertinya mengajari kita untuk tidak pernah lupa juga untuk memberi salam kepada orang lain.

Galilea sudah pernah diucapkan oleh Tuhan Yesus sebelumnya (26:32). Dan Galilea sepertinya punya nilai tersendiri bagi Tuhan Yesus dan para rasul. Para rasul nyatanya memerlukan waktu beberapa saat sebelum bisa bertemu dengan Tuhan Yesus sendiri setelah kebangkitan-Nya.

Dusta Mahkamah Agama
28:11. Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. 28:12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu 28:13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. 28:14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." 28:15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Satu hal yang harus kita maklumi bahwa dalam hidup ini kadang-kadang ada dua atau lebih cerita berbeda yang berkembang dimasyarakat untuk masalah yang sama. Pertama cerita yang disusun oleh pemerintah atau yang berkuasa pada saat itu, kedua cerita yang dirangkai oleh yang mengalami kejadian pada saat itu dan ketiga cerita bisik-bisik getok tular yang bisa bertambah dan berkurang. Biasanya yang terdata dan tercatat secara resmi ya cerita yang dibuat oleh penguasa. Cerita penguasa tersebut lebih cepat tersiar kemana-mana karena memang mempunyai jaringan resmi dan diakui. Cerita yang disusun oleh yang mengalami kejadian, apabila sesuai dengan penguasa akan cepat tersebar juga. Namun apabila sangat berbeda atau malahan seperti model sanggahan bagi penguasa, pasti menyebarnya lebih sulit. Khalayak ramai dibuat menjadi bingung, sebetulnya cerita manakah yang benar. Apalagi jika muncul cerita bisik-bisik yang tidak jelas sumbernya, mungkin kebenaran cerita sejarah dari tahun ke tahun perlu dievaluasi apabila ada masukan baru.

Paling tidak kita mulai bisa menilai, suatu cerita sejarah yang sama dengan versi yang bermacam-macam, pasti ada sesuatu di balik itu. Yang jelas kebenaran tidak bisa ditutup-tutupi selamanya. Pada saatnya kebenaran tersebut akan terbuka, walaupun melalui proses yang berbelit-belit dan melelahkan.

Perintah untuk memberitakan keselamatan
28:16. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Sebagai manusia biasa, pasti dapat kita maklumi apabila ada murid yang masih ragu-ragu, apakah betul bahwa Tuhan Yesus mati di salib dan kemudian bangkit kembali. Dan perlu dibuktikan yang dapat diterima oleh akal budi. Rasa penasaran bisa membangkitkan keinginan untuk membuktikannya,dan ikut bersama-sama pergi ke bukit di Galilea. Dan bersyukurlah bahwa Tuhan Yesus mendekati mereka, yang berarti semakin jelas siapakah yang berada di hadapan mereka.

Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia menerima segala kuasa di sorga dan di bumi. Berarti Dia dapat berbuat apa saja di bumi ini karena dia kuasa. Termasuk berbuat yang di luar nalar manusia, entah apapun itu. Namun kita-kita ini seringkali merasa lebih kuasa dan sok tahu dari pada Tuhan sendiri. Seharusnya Tuhan itu kan begini dan begitu, menurut selera kita sendiri. Kita lebih sering tidak mau mendengar dan melihat buah-buah suatu kejadian yang dianggap di luar akal budi kita. Kita lebih gampang untuk memberikan komentar lebih dahulu, yang ujung-ujungnya menghakimi karena merasa lebih tahu dan lebih berhak menentukan.

Tuhan Yesus mengajarkan evangelisasi agar semua bangsa menjadi murid-Nya bagi yang mau dan percaya. Proses selanjutnya adalah kesadaran untuk berubah, dan itulah pertobatan melalui pembaptisan. Kelihatannya inti pokok pembaptisan adalah pemurnian dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Yang lain sepertinya hanya uborampe atau pelengkap saja. Mestinya tidak perlu dipersoalkan, apakah dengan dimandikan, ditenggelamkan, diguyur air atau pasir, ataupun dengan darah sekalipun. Memang kata baptis kelihatannya lebih dekat dengan arti dicuci dengan air, entah dibasahi atau dimasukkan ke dalam air.

Kita semua yang mengaku sebagai murid-Nya, diminta melakukan segala sesuatu yang pernah diperintahkan-Nya. Secara tidak langsung, semua orang yang telah dibaptis mendapat perintah untuk mewartakan kabar sukacita ini, melalui perbuatan yang nyata. Melaksanakan perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan-Nya dan diajarkan-Nya, menjadi contoh nyata sebagi pelaku firman.

Dan Tuhan Yesus akan menyertai kita sampai akhir zaman. Hal ini dapat kita artikan bahwa Tuhan Yesus itu selalu berkarya sampai sekarang ini dan selamanya. Karena Dia maha kuasa, apapun bisa terjadi walaupun kita anggap di luar nalar manusia yang sok tahu ini. Dapatkah kita merasakan bahwa Tuhan Yesus selalu menyertai kita? Itulah kuasa Tuhan yang di atas kekuatan nalar kita, sampai kapanpun. Sentuhan Tuhan begitu mengherankan, yang agak susah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Penulis percaya dan yakin bahwa banyak orang pernah mengalami dan dapat merasakan sentuhan Tuhan Yesus, di luar dugaan kita.

Jangan-jangan malah sebenarnya semua orang selalu disentuh oleh-Nya. Disapa dan diingatkan dengan penuh kasih yang tidak pernah memaksa. Sentuhan-Nya malah mendekati memohon dengan rendah hati penuh kerinduan, bercampur dengan kecemasan apabila terlepas dari daya tarikan-Nya..


Tuhan Yesus, terima kasih atas penyertaan-Mu yang selama ini tidak kami sadari. Sentuhlah kami terus menerus, agar kami selalu ingat bahwa Engkau selalu bersama kami. Amin.




Pungkasan


Demikianlah yang dapat penulis pahami tentang ajaran Tuhan Yesus, yang begitu Illahi. Dia mengajarkan dan Dia melaksanakan sendiri. Satunya kata dan perbuatan, dimana manusia termasuk kita-kita ini baru bisa mengatakan, mengajarkan dan masih berpikir seribu kali untuk melaksanakan dalam perbuatan nyata. Kita pandai menghibur untuk orang lain dan itu sering kali tidak berlaku bagi kita sendiri, walaupun percaya kepada Sang Penghibur. Kita sering bisa “menyembuhkan” orang lain namun sering kali juga tidak berlaku bagi diri sendiri.

Jika merenungi diri, terus terang lebih sering terjebak dalam penjara “kedagingan manusiawi” dan belum bisa membebaskan diri dan menjadi merdeka. Lebih mudah berbicara dari pada berbuat nyata menjadi contoh. Sering kali kita belum berani untuk tampil beda, padahal sudah menjadi murid dan sahabat Tuhan Yesus.

Penulis merasa yakin bahwa pemahaman ini akan dapat berkembang terus, seiring dengan bergulirnya waktu, situasi dan kondisi maupun berkembangnya ilmu pengetahuan. Namun satu hal yang penulis yakini bahwa ajaran-Nya tidak pernah berubah sampai kapanpun, tak lekang dimakan panas dan tak lapuk dimakan hujan. Hukum Kasih! Hukum yang berlaku bagi siapa saja yang berkehendak baik dan benar. Ajaran pokok Tuhan Yesus tidak pernah berubah, yang harus kita imani dengan sungguh. Pengalaman rohani penulis dan teman sahabat hanyalah ubarampe, tambah-tambah, yang tidak akan merubah iman kepercayaan. Penulis hanya percaya bahwa Tuhan Yesus selalu berkarya dengan Roh Kudus-Nya, dimana-mana, sampai kapanpun, dengan cara yang dikehendaki-Nya.

Demikian juga kita harus selalu waspada, bahwa Iblis-pun akan selalu berkarya mencobai dengan segala macam cara, kasar maupun halus sehingga tidak kita sadari. Dia lebih sering menyelinap ke dalam nafsu kedagingan kita. Yang jelas dan pasti bahwa penulispun bukan orang yang baik, benar dan bersih. Namun penulis merasa bersyukur karena Tuhan Yesus malah datang mencari orang-orang sakit, seperti penulis ini.

Penulis menyadari bahwa bukan termasuk penulis yang baik, yang tidak bisa menulis dengan runut dengan kata-kata indah, bagaikan sungai yang mengalir. Sering kali berputar-putar seperti pusaran air dan tidak jelas mau kemana arahnya. Dan itulah sosok penulis.


“Jadilah berkat bagi semua orang yang menerima ajaran-Nya”
(Dadia kabegjane uwong akeh, sing nampa wewarah iki)
Pesan komunikasi rohani yang kami terima, sewaktu menyusun tulisan ini
pada hari Senin malam tanggal 21 Pebruari 2005


Tuhan Yesus, tolonglah aku apabila aku salah memahami akan perkataan-Mu. Aku percaya bahwa Engkau memaklumi aku yang bukan apa-apa ini. Terima kasih Tuhan atas segala ajaran-Mu kepadaku. Diberkatilah kiranya Engkau ya Tuhan, dimuliakanlah Engkau untuk selama-lamanya, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar