Minggu, 29 November 2009

Memahami Matius Bab 25

Bab 25. Perumpamaan Gadis Bijaksana, Talenta, Penghakiman Terakhir

Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh
25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. 25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. 25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, 25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. 25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. 25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. 25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. 25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! 25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Pada malam hari dapat kita bayangkan pasti suasananya gelap, maka diperlukan pelita untuk menerangi. Semakin banyak pelita maka akan semakin terang. Dengan pelita menyala di tangan, maka setiap orang dapat mengenali kita. Mereka yang berpakaian pesta pasti kelihatan cantik pada malam itu. Dalam kegelapan, siapakah yang akan mengenalinya bahwa mereka sudah menghias diri sehabis-habisnya? Segala dandanan dan pakaian indah menjadi tidak ada gunanya karena tidak bisa ditonton orang lain. Yang kelihatan hanya sesosok bayangan gelap. Malahan bisa-bisa kita pangling sebenarnya siapa dia.

Yang dapat penulis pahami tentang Kerajaan Sorga pada zaman akhir adalah tempat bagi orang-orang “bijaksana” yang sudah menyiapkan diri menerima kedatangan Anak Manusia. Orang-orang yang selalu membawa “terang” terus menerus tanpa bosan. Apabila terang tersebut terasa meredup, maka tempat terang tersebut diisi minyak dan disegarkan kembali agar selalu bersinar setiap saat. Minyak yang bisa menyegarkan terang rohani kita hanya Firman Allah. Karena firman yang diimplementasikan dalam perbuatan nyata, maka bisa dilihat orang lain walau di tempat gelap. Orang lain akan melihat rona wajah yang bercahaya, berkilauan dan ingin meniru. Jadilah contoh dalam kebenaran dan kebaikan.

Sebagai manusia yang penuh kedagingan, Tuhan Yesus tahu bahwa kita sangat lemah. Oleh karena itu perlu secara terus menerus dikuatkan, disiram, dipupuk dan disiangi dari rumput-rumput yang tidak berguna. Pelita yang selalu dibersihkan dari jelaga, sumbunya diperiksa apakah masih panjang untuk dapat menyala. Dan yang lebih penting, minyaknya tidak pernah kekurangan, yang selalu diisi setiap saat. Tuhan Yesus tahu bahwa kita akan mengalami jatuh-bangun. Sering kali kita lupa diri untuk memupuk menyirami ataupun mengisi minyak. Dan Dia dengan sabar dan penuh kasih akan tetap menunggu kita untuk sadar dan kembali kepada-Nya. Kita diberi kesempatan untuk bangkit dari tidur dan berubah. Kita ditunggu sampai batas akhir yang tidak dapat kita tolak kedatangannya.

Kerajaan Sorga akan dikaruniakan oleh Tuhan kepada orang-orang beriman yang dengan setianya selalu membawa terang. (10)

Perumpamaan tentang talenta
25:14. "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 25:17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. 25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Yang dapat penulis pahami adalah, bahwa kita semua sebenarnya diberi bakat atau talenta masing-masing. Ada yang banyak, namun ada juga yang sedikit, dan hanya Tuhan yang tahu tentang ukuran banyak atau sedikit tersebut. Banyak atau sedikit tidak masalah, yang terpenting adalah bagaimana talenta tersebut dapat berkembang dengan baik dan menghasilkan buah. Buah yang tidak pernah lepas dari pokok pohonnya, walaupun buah tersebut muncul di cabang atau rantingnya. Talenta sepertinya kebenaran atau kekudusan, apabila berkembang akan menjadikan pertobatan, dan bila berbuah akan memunculkan perubahan hidup yang baru. Kebenaran yang hanya disimpan di dalam hati dan tidak terungkap dalam perbuatan akan menjadi sia-sia.

Dalam kehidupan sehari-hari, kenyataannya banyak orang berbakat, orang pandai tidak untuk kebaikan dan kebenaran namun malahan untuk kejahatan. Hal ini bertentangan dengan perumpamaan di atas yang membikin bingung penulis. Padahal dalam pengertian penulis talenta selalu berhubungan dengan bakat, kepandaian dan sejenisnya. Talent scouting diterjemahkan sebagai pencarian bakat.

Dalam komunikasi rohani kami dengan Tuhan Yesus, Dia mengajarkan bahwa talenta itu sebenarnya simbol iman dan perbuatan. Bagaikan mata uang coin yang kepalanya bergambar iman dan ekornya bergambar perbuatan. Semakin orang beriman dan melakukan perbuatan nyata, maka imannya semakin tumbuh dan berkembang dan semakin giat berbuat melakukan pelayanan. Orang beriman yang dinyatakan melalui perbuatan nyata, akan selalu menerima rahmat dan berkat. Bisa mensyukuri segala macam kejadian yang menimpa dirinya. Dari kejadian tersebut maka hikmah Tuhan selalu melimpah yang menumbuhkan imannya. Iman yang dipendam dan tidak berbuat sesuatu, hampir sama saja tidak akan berkembang dan berbuah, yang akhirnya berkarat atau habis dimakan waktu. Lebih baik talenta yang dimilikinya itu diberikan kepada orang yang bisa menggandakan. Satunya kebenaran iman dan perbuatan nyata, bagaikan satu keping mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara depan dan belakangnya.

Selain mengatakan terang, Tuhan Yesus sering kali mengatakan tempat yang gelap. Kegelapan yang berisi ratap dan kertak gigi. Sepertinya Tuhan Yesus ingin menegaskan kepada kita bagaimana suasana kegelapan yang sangat mengerikan dan tak terbayangkan.

Kerajaan Sorga hanya akan dikaruniakan Tuhan kepada orang-orang beriman yang mengembangkan imannya melalui perbuatan nyata. (11)

Penghakiman terakhir
25:31. "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Dari pelajaran ini, yang penulis pahami adalah Tuhan Yesus meminta kita untuk berbelas kasih kepada orang-orang yang menderita, yang kelaparan dan kehausan, yang telanjang, yang kebingungan, yang tidak bertempat tinggal, yang dianggap sebagai sampah masyarakat, yang tersingkirkan dan yang di penjara. Mereka merasa hina dan tersisih serta tidak mempunyai teman untuk mendengarkan keluhannya. Merekapun ingin atau mengharapkan untuk diakui sebagai manusia yang dapat berubah. Dan mereka semua ini betul-betul dikasihi Tuhan yang maha pengampun. Jangan-jangan segala penderitaan itu, langsung atau tidak langsung, kita terlibat ikut membuatnya.

Berbelas kasih dengan perbuatan nyata tanpa pamrih, yang hanya ingin menolong orang lain dari kesusahannya. Berbelas kasih adalah perbuatan yang tidak pernah berpikir untung rugi, yang berjalan begitu saja. Bagaikan kita bernapas setiap hari yang tidak pernah kita pikirkan. Pertolongan tidak mesti materi, namun dapat berbentuk apa saja. Pertolongan sekecil apapun akan memberikan penghiburan kepada yang ditolong. Inilah implementasi mengasihi Tuhan yang disalurkan lewat sesama. Orang-orang demikian yang mempunyai Kerajaan Sorga yang telah disediakan Bapa untuk mereka. Merekalah domba-domba dimana Tuhan sangat berkenan.

25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Betapa mengerikan bagi para kambing, yang diberi tempat api kekal dan siksaan kekal. Mereka orang-orang egois yang hanya mementingkan diri sendiri atau kelompoknya. Tidak peduli kepada orang-orang yang menderita dan merasa hina. Berpesta di atas penderitaan orang lain. Dan zaman dahulu sampai sekarang ini, mungkin dimana-mana banyak orang seperti itu. Dan rasanya mereka ini tidak akan pernah habis sampai dunia ini kiamat.

Pada dasarnya tidak ada seorangpun yang menginginkan hidup menderita, dianggap sebagai sampah masyarakat yang dibuang. Mengapa sampai terjadi demikian? Karena keserakahan, saling berebut kenikmatan dunia, jangan-jangan membuat orang lain tidak kebagian. Celakalah orang yang membuat penderitaan dan penganiayaan, apabila mereka tidak berubah. Mereka disimbulkan sebagai kambing yang selalu ingin menanduk saingannya.
Orang-orang hina dan menderita, yang membutuhkan sapaan dan bantuan adalah simbol dari Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus sendiri mengalami kehinaan dan penderitaan yang tiada taranya.

Pertanyaannya, apakah kita ini termasuk domba atau kambing? Mari kita renungkan masing-masing. Masih ada waktu untuk berubah! Semuanya diserahkan kepada kita.

Bagi penulis, yang paling gampang, akhir zaman atau kiamat adalah saat kita dipanggil Tuhan. Setiap orang akan mengalami kematian dan tidak dapat ditolak, dan itulah akhir zaman bagi kita pribadi. Terjadinya bisa begitu mendadak tak terduga atau bisa juga dalam segala macam cara di luar perkiraan kita. Karena panggilan-Nya bisa sewaktu-waktu. Berbahagialah orang yang sewaktu mendekati sakratul maut masih keuber untuk bertobat. Masih keuber untuk berbicara dengan Tuhan dan ingin ikut Dia, seperti yang tersalib di sebelah-Nya. Pertanyaannya, sudah siapkah kita apabila dipanggil tiba-tiba? Apa yang akan terjadi, jika belum siap tahu-tahu dipanggil secara mendadak? Yang hidup ini paling-paling mendoakan yang berangkutan. Ibu Maria Simma yang menerima kasih karunia dari Tuhan mengajarkan, agar para arwah didoakan melalui intensi Misa Kudus, paling tidak tiga kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar