Sabtu, 28 November 2009

Memahami Matius Bab 2

Bab 2. Orang Majus, Pelarian ke Mesir dan kembali ke Nazaret

Orang-orang Majus dari Timur
2:1. Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem 2:2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
2:3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. 2:4 Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
2:5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: 2:6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
2:7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. 2:8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."

2:9. Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. 2:10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. 2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. 2:12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Penyingkiran ke Mesir
2:13. Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 2:14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,2:15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Pembunuhan anak-anak di Betlehem
2:16. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
2:17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 2:18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."


Kembali dari Mesir
2:19. Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: 2:20 "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." 2:21 Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. 2:22 Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. 2:23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Pada bab-2 diceritakan kedatangan orang majus dari timur, sampai pelarian keluarga Yusuf ke Mesir karena terjadi pembunuhan besar-besaran kepada bayi-bayi tak berdosa. Setelah itu kembalinya keluarga tersebut ke Israel dan tinggal di kampung Nazaret, yang di Galilea. Ada cerita dari komunikasi rohani bahwa orang Majus tersebut meninggalkan tulisan yang berisi tentang kelahiran Sang Raja Agung, yang harus kita sembah. Yang harus kita laksanakan ajaran-Nya, agar penebusan-Nya tidak sia-sia. Malaikat utusan Allah selalu berkarya kepada orang majus maupun kepada bapak Yusuf. Utusan Allah tersebut nyatanya selalu melindungi mereka, agar perjalanan sejarah yang sudah dinubuatkan dapat terjadi dengan semestinya.

Yang jelas tersirat bahwa Tuhan Yesus lahir dengan membawa tumbal bayi-bayi seumur-Nya, sesuai Kitab Yeremia 31:15. (Beginilah firman TUHAN: Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.).

Menurut penulis, Tuhan Yesus ingin tampil sebagai manusia biasa, sederhana dan rendah hati, tidak ada yang mengagetkan, sampai pada waktunya. Sampai-sampai kelahiran-Nya tidak ada seorangpun yang tahu, malahan lahir di padang gurun belantara atau ara-ara amba. Keluarga kudus ini, bapak Yusuf, Bunda Maria dan Tuhan Yesus sudah menyiapkan diri menjadi orang biasa yang harus menjalani kehidupan sebagai keluarga kebanyakan. Dan nyatanya orang-orang terpilih ini tidak pernah gembar-gembor, sehingga tidak menarik perhatian.

Peringatan kelahiran Tuhan Yesus yang jatuh pada tanggal 25 Desember memang cukup kontroversial. Ada kelompok tertentu yang menceritakan bahwa tanggal tersebut diambil dari tanggal kelahiran dewa Matahari orang Romawi, dari dewa orang Mesir yang disebut Isis dan Osiris. Namun ada juga kelompok lain yang menceritakan bahwa tanggal tersebut dihitung dari perkiraan kehamilan Bunda Maria, bukan mengadopsi dari dewa lain. Jangan-jangan malahan merekalah yang mengapdosi tanggal tersebut. Kelompok lain menceritakan bahwa tanggal tersebut adalah hari terpendek, matahari terbit sampai tenggelam dalam waktu paling cepat di wilayah tersebut. Dikenal sebagai pesta merayakan matahari (equinox?).

Mungkin yang lebih penting adalah bahwa makna kelahiran Sang Maha Kaya dan Sang Maha Tinggi datang ke dunia secara sangat sederhana. Tidak menonjolkan diri, malahan cukup di gua kandang hewan peliharaan. Tidak ada dukun bayi, apalagi dokter spesialis. Merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya. Yang jelas lahir dan masih telanjang tanpa membawa apa-apa. Kelahiran yang disyukuri karena membawa berkat, berkat bagi keluarga maupun berkat bagi orang banyak.

Mungkin berbeda dengan pemikiran kita, yang inginnya kalau bisa ditangani oleh dokter jempolan di rumah sakit mewah. Demi gengsi, kalau perlu ngutang, cari pinjaman jangan sampai diketahui orang lain. Pokoknya, kalau bisa yang agak wach. Jika perlu diabadikan dengan photo atau difilmkan. Padahal yang paling penting adalah lahir dengan selamat, tidak kurang suatu apa. Harapannya, ibu dan anaknya selamat sehat walafiat dan kelak menjadi orang yang berguna bagi banyak orang.

Penulis meyakini bahwa kelahiran seorang bayi adalah bagian dari kehidupan yang wajar, yang akan dialami oleh setiap ibu yang mengandung. Kelahiran bisa terjadi dimanapun, kapanpun, entah dengan bantuan dokter, bidan, dukun bayi ataupun dengan kekuatan sendiri. Karena zaman semakin maju dan berubah, maka proses kelahiran dan perawatan bayipun ikut berubah. Yang tidak berubah hanya satu, bayi akan lahir telanjang tidak memakai dan berbekal apa-apa.

Menurut pemikiran penulis itulah kehendak Tuhan, bahwa sebenarnya Tuhan tidak pernah membedakan dari sejak awalnya. Ketelanjangan total yang akan dialami oleh setiap bayi yang baru lahir, bersih dari aneka uba-rampe dunia. Banyak orang bijak mengatakan mengapa seorang bayi menangis setelah dilahirkan. Mungkin keluarga yang melihatnya malah tertawa senang bercampur bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar