Pengantar
Santo Matius, Penginjil: Diperkirakan orang yang tinggal di daerah Galilea, salah satu dari ke-12 rasul. Rasul Matius adalah putera Alfeus (Markus 2:14) dan dipanggil untuk menjadi rasul sewaktu sedang duduk-duduk di kantor pajak di Kapernaum (Matius 9:9). Sebelum bertobat ia bekerja sebagai pemungut pajak. Dia diidentifikasi sebagai Lewi oleh Markus dan Lukas (Markus 2:13-17 dan Lukas 5:27-32). Santo Matius adalah salah satu penulis Kitab Injil.
Injil Santo Matius diperkirakan ditulis untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak bagi orang Yahudi, baik mereka yang percaya maupun yang tidak percaya. Bagi orang Yahudi Injil Matius dipergunakan untuk memberi semangat bagi cobaan-cobaan yang akan datang, terutama kemungkinan mereka kembali memeluk agama Yahudi. Bagi mereka yang tidak percaya, Injil Matius sepertinya didesain untuk meyakinkan mereka bahwa Mesias telah datang dalam ujud Yesus dimana semua nubuat tentang Mesias telah terpenuhi secara spiritual dan bukan secara fisik. "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini". Oleh karenanya, Injil Matius menjawab pertanyaan yang diajukan oleh murid-murid Santo Yohanes Pembaptis, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" (Matius 11:2-18)
Santo Matius dipercayai menulis Injil dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Aram. Segera setelah itu, pada masa penindasan oleh raja Herodes Agripa I di tahun 42, Santo Matius berangkat ke luar wilayah. Tradisi lain menyebutkan bahwa Santo Matius menulis kitab Injilnya antara saat keberangkatannya hingga Konsili Yerusalem, yaitu antara tahun 42 dan 50. Yang pasti, Injilnya yang menggambarkan Kota Suci, Yerusalem, dengan altar dan Bait Suci (sinagoga) yang masih utuh dan tanpa referensi kepada pemenuhan nubuat oleh Yesus, menunjukkan bahwa Injilnya ditulis sebelum penghancuran kota Yerusalem oleh orang-orang Romawi di tahun 70 dan bukti-bukti ini menguatkan tradisi sebelumnya.
Beberapa ahli memperkirakan bahwa tulisan Santo Matius disusun setelah tulisan Santo Markus dan Santo Lukas. Malahan ada yang memperkirakan bahwa Santo Matius "menyadur" dan mengembangkan tulisan Santo Markus dan Santo Lukas. Menurut penulis yang bodoh, sejelek-jeleknya "karya sastra kesaksian iman" yang dibuat Santo Matius, tetaplah ia salah satu saksi iman terdekat dengan Tuhan Yesus sendiri. Pengalaman iman sebagai saksi hidup dan rasul, tentunya banyak yang melekat dan diingat. Beberapa hal yang sangat "istimewa" mestinya tidak akan lupa dari ingatan dan terus membekas di hatinya.
Menurut berbagai tradisi, dia mewartakan Kabar Gembira di Yudea, Etiopia, Persia dan Parthia, dan menjadi martir. Dalam dunia seni, digambarkan sebagai orang suci yang bersayap karena perannya sebagai Penginjil (Evangelis) dan Injilnya yang menggambarkan sifat-sifat manusiawi Yesus Kristus. Lambangnya adalah tiga kantung uang yang merujuk pada pekerjaannya sebagai pemungut cukai / pajak sebelum ia dipanggil untuk mengikuti Yesus. Dirayakan tiap tanggal 21 September (Ritus Roma/Latin) dan 16 November (Ritus Bizantium/Timur). ***Dari berbagai sumber***
Dadia kabegjane uwong akeh sing nampa wewarah iki (210205)
Selasa, 01 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar