Selasa, 09 Maret 2010

Memahami Yohanes Bab 1:35-42

Murid-murid Yesus yang pertama

1:35 Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. 1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"

1:37. Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. 1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" 1:39 Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. 1:40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 1:41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." 1:42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."


Dalam bayangan penulis kalau penulis ditanya :"Apakah yang kamu cari ?" penulis akan bingung menjawabnya, karena belum mengenal Tuhan Yesus. Penulis baru saja "diperkenalkan" oleh Santo Yohanes Pembaptis bahwa Dia adalah Anak domba Allah. Mungkin ungkapan anak domba bisa juga diterjemahkan sebagai hamba atau pelayan yang akan menyampaikan wejangan Allah. Orang tersebut pasti memiliki kelebihan-kelebihan yang mau tidak mau menumbuhkan rasa hormat dan segan. Penulis ingin berkenalan namun masih dipenuhi rasa takut-takut, belum berani mengajak bicara. Jangan-jangan ……… .

Setelah diajak oleh Tuhan Yesus yang menegur duluan, barulah muncul keberanian untuk lebih mengenal-Nya. Kenyataannya yang namanya Anak domba Allah tidak menakutkan malahan lebih ramah dan terbuka. Dia begitu sederhana namun sangat bersahabat, menerima dengan tangan terbuka. Mungkin banyak obrolan yang dibicarakan pada waktu itu, sehingga kedua murid tersebut begitu terpesona. Akhirnya penulis akan bercerita kepada orang lain atau saudara bahwa sudah ketemu orang yang baik. Sang Mesias sendiri.

Menurut penulis kedua murid tersebut adalah Andreas dan Yohanes yang diperkirakan menulis Injil ini. Andreas mempunyai saudara bernama Simon dan Yohanespun mempunyai saudara yang bernama Yakobus. Dari awal Tuhan Yesus sudah tahu siapa saja calon murid-muridnya, termasuk Simon anaknya Yohanes yang akan dipanggil Kefas atau Petrus atau batu karang.

Kita bisa membayangkan yang namanya batu karang, pasti keras tidak mudah untuk dibentuk. Seringkali kasar dan mudah melukai kulit, namun banyak orang senang duduk di atas batu karang. Kita bisa melihat batu karang di pinggir pantai yang begitu kokoh, siap menerima gempuran ombak yang datang silih berganti. Dan karang tersebut masih tetap kokoh tegak berdiri, seolah-olah hantaman yang bertubi-tubi itu tidak dirasakan. Mungkin itulah gambaran Simon Petrus yang kita kenal sebagai murid Tuhan Yesus dan yang akan menjadi penerus-Nya.

Awal perjumpaan secara langsung. yang membuat terpana dan terheran-heran, bagaikan magnet yang menarik kuat untuk mengikuti-Nya. Mungkin kita bisa membayangkan bahwa dalam diri Tuhan Yesus ada suatu daya tarik, karisma, menumbuhkan kepercayaan yang tidak bisa dijelaskan. Ada sesuatu yang memberikan harapan lebih baik, entah dari sisi rohani ataupun jasmani, atau bahkan kedua-duanya.

Mengapa kita mencari Yesus Sang Anak Domba? Sejak kapan kita mendengar nama-Nya? Mulai kapan kita memilih Dia sebagai Juru Selamat? Betulkah kita memilih Dia atau bahkan sebaliknya, Dialah yang telah memilih kita? Pertanyaan-pertanyaan tersebut kelihatannya begitu mudah untuk dijawab, namun bagi penulis seringnya malah bingung.

Kelihatannya Yohanes Pembaptis rela melepaskan kedua muridnya, bahkan seakan-akan mendorong mereka untuk mengikuti Tuhan Yesus, Sang Guru sejati. Penulispun memperkirakan bahwa kedua murid itu selain sebagai nelayan, juga belajar sesuatu kepada Yohanes Pembaptis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar