Kamis, 11 Maret 2010

Memahami Yohanes Bab4:39-42

4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." 4:40 Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. 4:41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, 4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Orang-orang Samaria yang selama itu dijauhi oleh orang-orang Yahudi, malah bisa mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat dunia. Paling tidak hal ini memberi gambaran kepada kita bahwa Tuhan Yesus tidak melulu berkarya kepada orang-orang Yahudi. Dia juga berkarya kepada bangsa atau kelompok lain, yang membedakan dengan nabi-nabi terdahulu. Tuhan Yesus bukan hanya milik bangsa Israel, namun milik segala bangsa yang ada di dunia ini.

Kita bisa berandai-andai membayangkan, bahwa dalam waktu dua hari Tuhan Yesus pasti banyak mengajar dan memberikan tanda-tanda ajaib ataupun simbol ungkapan yang bisa membuat orang Samaria percaya. Mulai dari hanya mendengar dari cerita si perempuan, kemudian mereka melihat dan mendengar serta mengalami sendiri berhadapan dengan Tuhan Yesus. Suatu kesaksian nyata karena dialami sendiri, akhirnya membuahkan keyakinan bahwa yang datang benar-benar Sang Juruselamat dunia.

Sepertinya Tuhan Yesus tidak pernah menegur, memojokkan atau menyalahkan orang secara langsung. Tuhan Yesus lebih cenderung mengajak orang untuk sadar, yang keluar dari dalam hatinya sendiri. Dia menuntun secara pelan-pelan dengan banyak ungkapan yang mungkin berlaku pada waktu itu. Setelah kesadaran tersebut tumbuh, Dia memberi nasihat agar mulai berubah. Apakah perubahan itu berjalan lambat atau cepat, tergantung dari setiap orang itu sendiri. Dalam benak penulis, pertobatan adalah suatu niat yang keluar dari diri sendiri untuk berubah, menuju ke yang lebih baik dan benar. Perubahan itu sendiri mestinya selalu diikuti oleh perbuatan nyata yang dapat diraba rasakan oleh orang lain, bahwa telah berubah.

Dalam kehidupan sehari-hari, sewaktu kita bertemu dengan seseorang yang bisa memberikan sesuatu yang bernilai dan cocok dengan kita, rasanya ingin ngobrol lebih lama. Dengan sukacita yang ickhlas, inginnya menahan untuk menginap agar bisa menggali pengetahuan, pengalaman dan lainnya.

Mungkin hampir sama dikala kita begitu sibuk untuk yang duniawi, rasanya tidak ada waktu untuk ngobrol dengan Tuhan. Doa lima menit saja rasanya begitu lama dan mungkin terbersit, harus ngobrol apa dengan Tuhan? Pada saat-saat tersebut rasanya doa menjadi beban karena sebenarnya kita ngomong sendiri, biarlah Tuhan yang mendengarkan saja.

Jika pada suatu saat kita bisa merenung dalam hening, merasakan dan mendengarkan suara hati, jangan-jangan kita akan kaget. Tanpa kita sadari terjadilah dialog antara roh kita dengan Roh Allah. Jangan-jangan kita malah lupa diri bahwa sudah menghabiskan waktu cukup lama untuk dialog rohani. Dalam kenyataannya, kita bisa berbicara apa saja dengan Tuhan, bagaikan obrolan dua orang sahabat yang begitu asyik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar