Kamis, 11 Maret 2010

Memahami Yohanes Bab 4:1-19

Percakapan dengan perempuan Samaria

4:1. Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes 4:2 --meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, -- 4:3 Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.

4:4. Ia harus melintasi daerah Samaria. 4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. 4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. 4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." 4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. 4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) 4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." 4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" 4:13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." 4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." 4:16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." 4:17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, 4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." 4:19 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.


Kita bisa merasakan bahwa orang Yahudi tidak berhubungan dengan orang Samaria. Namun kita juga bisa merasakan bahwa orang Samaria mengakui bahwa mereka masih kuturunan Yakub. Mungkin dalam anggapan orang Yahudi, darah orang Samaria sudah tidak murni lagi karena bercampur dengan darah bangsa lain. Mungkin karena percampuran darah itulah maka orang Yahudi menganggap rendah dan tidak sepadan. Emas murni pasti lebih bernilai dibandingkan dengan emas campuran tembaga.

Kita bisa merasakan kesombongan rohani bangsa Yahudi yang menganggap sebagai bangsa terpilih. Kemurnian bobot bibit dan bebet harus dipegang teguh karena merasa sebagai bangsa terpilih, paling dekat dengan Allah yang tak kelihatan. Akhirnya mereka menganggap rendah, tidak sederajat kepada orang-orang yang kawin campur. Mereka dianggap tidak murni lagi, karena dikotori oleh darah orang asing, apa lagi sebagai penyembah berhala. Tidak pantas seorang Yahudi meminta air kepada orang Samaria.

Dalam kehidupan sehari-hari, air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. Air bisa memberikan kehidupan dalam artian jika kita kekurangan air, bisa mengalami dehidrasi, maka pada tingkat tertentu bisa mengakibatkan kematian. Maka secara umum air bisa menjadi simbul kehidupan. Air sumur Yakub menjadi begitu penting bagi kehidupan orang-orang Samaria.

Dalam pemahaman penulis, Tuhan Yesus mempunyai maksud lain tentang air hidup yang berasal dari-Nya. Bukan air yang ditimba dari sumur, namun yang ditimba dari Tuhan Yesus sendiri. Dialah sumber air kehidupan yang tidak pernah akan habis walaupun diambil terus menerus. Siapa yang meminum Air-Nya, maka mereka tidak akan kehausan. Sabda-Nya atau Firman-Nya bisa memberikan kelegaan yang tidak bisa dinilai dengan materi duniawi. Bahkan si peminum Sabda tersebut malahan bisa menjadi penerus firman. Pengalaman rohani disentuh Tuhan tidak akan hilang dari dalam dirinya, tetapi malah bisa semakin tumbuh, bagaikan jamur yang bisa berkembang biak sendiri.

Air hidup yang ditawarkan Tuhan Yesus bagaikan suatu misteri, karena akan membawa para peminumnya kepada kehidupan yang tidak berkesudahan. Meminum air hidup berarti air hidup tersebut masuk ke dalam tubuh yang akan dicerna, masuk ke seluruh organ menjadi satu dan tak terpisahkan. Ungkapan bahasa Jawa “Gusti manunggala” rasanya begitu sesuai dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus. Air hidup yang bisa membersihkan jiwa, yang mencuci dengan penuh misteri sehingga menjadi suci. Dalam kesucian itulah, malah air hidup tersebut berkembang meluber bagaikan mata air baru.

Kita bisa memaklumi pemikiran orang Samaria tersebut apabila kita hidup di zaman itu. Daripada capai menimba air ke sumur yang begitu dalam, mengapa tidak meminta air dari orang yang telah menawarinya. Sepertinya Tuhan Yesus memancing pembicaraan perihal suami, yang menyadarkan perempuan tersebut, bahwa yang diajak bicara bukan orang sembarangan. Perempuan tersebut belum bisa menyebut Mesias, dan yang terucap hanyalah seorang nabi. Tuhan Yesus adalah Nabi dari segala nabi, yang langsung diutus oleh Allah Bapa sendiri turun ke dunia.

Dalam benak penulis teringat ketika Tuhan Yesus ditombak lambungnya. Dari lambung tersebut keluar air dan darah yang membasahi bumi. Apakah kata-kata Tuhan Yesus tersebut berkaitan dengan air yang Dia tumpahkan dari lambung-Nya? Hanya air kerahiman Tuhan Yesus saja yang bisa menyelamatkan manusia dari pengadilan akhir.

Penulis mencoba membayangkan, bagaimana Tuhan Yesus dengan penuh misteri melumuri tubuh dengan campuran darah dan air kepada orang yang berharap kepada-Nya. Campuran darah dan air tersebut menyelimuti seluruh tubuh sehingga bagaikan benteng yang membuat kebal. Yang terlihat bukan lagi asli orang tersebut, melainkan bagai Tuhan Yesus sendiri. Siapapun yang meminum air hidup Tuhan Yesus, berarti menerima kerahiman-Nya. Disitu tidak ada lagi pandang bulu apakah orang tersebut asalnya orang baik-baik ataupun berdosa besar, kerahiman-Nya tanpa batas yang tak terselami.

Air hidup-Nya memberi kelegaan, plong penuh sukacita yang sulit untuk diterjemahkan dengan kata-kata. Sukacita tersebut malahan memancar keluar karena daya air hidup, bahkan akan menular kepada orang lain yang merasakannya. Kelihatannya cukup sulit untuk diterima dengan nalar wadhag, namun mungkin bisa dipahami secara bahasa rohani yang dicerahkan oleh-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar