Selasa, 09 Maret 2010

Memahami Yohanes Bab 1:43-51

Murid-murid lain

1:43. Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" 1:44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. 1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." 1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" 1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" 1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." 1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" 1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." 1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Natanael disebutkan sebagai seorang Israel sejati yang tanpa kepalsuan dan sudah dilihat sewaktu di bawah pohon ara, padahal Tuhan Yesus tidak berada di tempat tersebut. Bukan main hebatnya melihat sesuatu di tempat lain. Dan Tuhan Yesus mengatakan bahwa itu belum seberapa. Dan pada waktunya nanti kepada Natanael akan "diberi penglihatan" langit terbuka dan melihat para malaikat Allah akan bertemu dengan Tuhan Yesus.

Sepertinya Tuhan Yesus tidak pernah berhenti bertemu dan berbicara dengan para malaikat sorga. Dan Tuhan Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia, sedangkan Yohanes Pembaptis menyebutnya sebagai Anak Allah atau Anak Domba Allah. Yang penulis pahami adalah Tuhan Yesus sungguh-sungguh manusia seperti kita, tetapi sungguh-sungguh Allah yang tidak pernah berdosa. Para malaikat bagaikan utusan yang pulang pergi dari Allah Bapa kepada Putera Manusia.

Dalam bayangan penulis, pada zaman itu sudah jarang orang-orang Israel yang mencari kebenaran sejati. Secara tidak langsung mereka mulai luntur dari ajaran-ajaran para nabi. Hafal ajaran namun tidak lagi melakukannya, sehingga hanya menjadi wacana atau bahan pembicaraan saja. Natanael malah disebut sebagai seorang Isrel sejati, tanpa kepalsuan tanpa topeng, yang bisa diartikan sebagai orang yang jujur.

Dalam pemahaman penulis, Yohanes Penginjil ingin menekankan bahwa Gurunya adalah manusia sejati tetapi juga Allah sejati. Anak Manusia yang telah mengubah perjalanan hidupnya, dari nelayan menjadi penginjil, yang perlu diungkapkan dan diwartakan sedemikian rupa. Banyak orang pada waktu itu mengenal Yesus sebagai orang Nazaret yang di Galilea. Dia anak Yusuf yang pekerjaannya sebagai tukang kayu, ibunya bernama Maria. Mungkin anggapan umum pada waktu itu, Dia juga dilahirkan di Nazaret, bukan tempat lain. Dari masih balita sudah berdiam di Nazaret dengan kedua orang tuanya.

Nazaret dan Galilea seakan-akan hanyalah daerah yang tidak akan memunculkan orang besar yang baik. Orang-orang besar ataupun nabi kebanyakan berasal dari daerah selatan yang disebut Yudea. Sering kali kita dicelikkan Tuhan oleh pemikiran dan pemahaman kita. Harusnya Tuhan itu berbuat begini dan begitu menurut selera kita, yang secara tidak sadar sepertinya kitalah yang mengatur Tuhan.

Kemungkinan lain, Natanael sudah pernah mendengar dari para ahli Taurat atau membaca sendiri bahwa nabi besar akan datang dari wilayah Yudea. Maka dia agak heran apabila Kristus Yesus berasal dari Nazaret yang di Galilea. Dalam kenyataannya, daerah utara termasuk wilayah Galilea yang relatif lebih subur dibandingkan dengan daerah selatan yang begitu gersang. Yang gersang menghasilkan buah-buah rohani melalui para nabi, yang subur juga menghasilkan buah-buah yang bisa dimakan untuk jasmani.

Kita bisa membayangkan bagaimana Yohanes dan Andreas mengenal Tuhan Yesus setelah diberitahu oleh Yohanes Pembaptis. Simon Petrus diberitahu oleh Andreas saudaranya, demikian juga Natanael yang diberitahu oleh Filipus sahabatnya. Ada nuansa getok tular untuk menyampaikan kabar baik. Kabar gembira yang tidak dinikmati sendiri, namun diwartakan kepada orang lain agar bisa ikut merasakannya juga. Mungkin itulah awal mula kesaksian yang dilakukan para rasul. Kesaksian dalam arti pengalaman hidup yang dirasakan, yang bisa menumbuhkan kepercayaan kepada Allah yang selalu Ada dan berkarya. Kesaksian iman yang tidak harus selalu menghebohkan, dahsyat, mujizat dan sejenisnya. Kesaksian iman dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dirasakan, yang membuahkan sukacita dan rasa syukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar