Sabtu, 13 Maret 2010

Memahami Yohanes Bab 5:19-47

Kesaksian Yesus tentang diri-Nya

5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 5:20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. 5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. 5:22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, 5:23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. 5:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. 5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. 5:27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. 5:28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, 5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. 5:30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

5:31. Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; 5:32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. 5:33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; 5:34 tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. 5:35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. 5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. 5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, 5:38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. 5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 5:40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. 5:41 Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. 5:42 Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. 5:43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. 5:44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? 5:45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. 5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"


Mungkin kita bisa memaklumi bahwa pengajaran Tuhan Yesus pada waktu itu sangat sulit untuk dicerna. Sepertinya Tuhan Yesus dengan sengaja tidak langsung memperkenalkan diri sebagai Mesias. Dia berinkarnasi sebagai manusia kebanyakan tanpa membawa embel-embel ke-Allahan-Nya. Memperkenalkan diri sebagai Anak Allah yang menjadi manusia biasa, pasti membikin banyak orang pada waktu itu menjadi marah. Mungkin harapan mereka, Mesias mestinya datang dengan segala macam kemegahan-Nya. Dia kan maha segalanya, jadi kehadiran-Nya juga harus dengan segala kehebatan-Nya. Mungkin disinilah kita sering dicelikkan oleh Tuhan sendiri, bahwa apa yang kita harapkan tidak jarang malah tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Orang Yahudi yang boleh dikatakan tidak berani menyebut nama Yahwe yang dianggap begitu tinggi tak terjangkau, sekarang diperkenalkan sebagai Allah Bapa. Kita semua menjadi anak-anak-Nya yang begitu dikasihi, walaupun bengal dan nakal. Hubungan Bapa dan anak-anak mestinya begitu dekat, yang bisa bermanja-manja maupun penuh hormat. Allah Bapa yang sering disebut pencemburu dan menakutkan apabila murka, diperkenalkan sebagai Allah Bapa yang lemah lembut penuh belas kasih dan maha memaklumi. Dan Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya bahwa Dia datang dari Allah Bapa dan menyebut diri sebagai Anak Manusia.

Kita diajar untuk mendengar dan melihat bahwa apa yang dikerjakan-Nya, sebagai tanda bahwa Dia bukan berasal dari dunia ini. Kita diajar untuk melepaskan diri dari ikatan duniawi yang terbentuk oleh nalar dan kebiasaan dunia. Kita diajak untuk memahami bahwa Dia berkarya yang sangat cenderung menusuk ke rohani yang tidak kelihatan. Dia mengajarkan kebangkitan rohani, dimana jiwa atau roh ini tidak bisa mati. Kehidupan ini harus dikuasai oleh Roh yang menuntun ke arah kebenaran dan kebaikan; bukan oleh keinginan daging yang lebih berpihak kepada duniawi. Duniawi selalu menawarkan kenikmatan dunia yang dapat diraih dengan segala macam cara. Dan kenikmatan tersebut boleh dikatakan hanya sekejap, paling lama mungkin seratus tahun dan kemudian akan kita tinggalkan.

Jika kita renungkan, memang Allah Bapa tidak kelihatan dan tak terjangkau. Sedangkan di depan mata kita terhampar segala macam kenikmatan dunia yang dapat kita raih. Sering kita mengambil jalan pintas dan gampang, mengejar dahulu apa yang ada di depan kita agar kita dihormati oleh manusia di sekeliling kita. Kehendak Allah kita nomor sekiankan, kalau masih ada waktu tersisa. Mungkin banyak orang ingin berkata kepada Tuhan :”Tuhan, perlihatkan DiriMu dan berbicaralah terlebih dahulu agar aku percaya. Karena Engkau tidak bisa aku lihat dan dengarkan, maka aku mencari kenikmatan dunia yang bisa aku lihat dan rasakan. Kalau aku sudah puas mencicipi dunia ini, maka aku akan kembali kepada-Mu.”

Kita semua diajar untuk percaya bahwa Dialah yang telah dijanjikan oleh Allah Bapa, yang memperkenalkan diri sebagai Anak Manusia. Segala macam mujizat yang dilakukan-Nya belum pernah dlakukan oleh manusia. Dan itulah tanda yang diberikan, kemudian barulah segala ajaran rohani agar kita berubah. Berubah adalah proses menuju kepada yang lebih baik dan benar, yang diungkapkan dalam perbuatan nyata di tengah-tengah masyarakat.

Tuhan Yesus mengajak semua orang Yahudi yang percaya kepada nabinya, agar melihat kembali akan nubuat-nubuat tentang Mesias. Untuk itu dibutuhkan keyakinan bahwa yang akan datang telah datang ke dunia sebagai manusia biasa. Manusia biasa yang bisa berkarya dengan perbuatan yang mengherankan. Dia meluruskan atau mengembalikan kepada ajaran Taurat yang dibawa nabi Musa, sesuai yang dikehendaki Tuhan. Penjabaran Kitab Taurat yang menjadi tradisi sudah mulai kebablasan. Kitab Taurat untuk menuntun kehidupan manusia sudah mulai terbalik, malahan manusia untuk Taurat. Betapa sedihnya nabi Musa melihat perbuatan anak cucunya yang sudah terbelenggu oleh adat kebiasaan yang jauh melenceng dari Taurat.

Allah Bapa yang tidak kelihatan, pastilah sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk kita bayangkan dengan benar. Mungkin kita hanya bisa membayangkan wajah Tuhan Yesus yang telah menjadi manusia kebanyakan, yang kurang lebih wajah Timur Tengah. Wajah manusia biasa seperti wajah-wajah yang lain. Jika manusia dikatakan sebagai citra Allah, maka sebenarnya kita telah melihat wajah Tuhan Yesus yang berada di sekitar kita. Sosok orang yang begitu sederhana malah mendekati papa, yang mungkin begitu memelas. Wajah yang memerlukan belas kasihan karena begitu menderita, bagaikan tanpa sanak saudara.

Betapa Tuhan Yesus memberikan kelegaan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan-Nya. Dia tidak sekolah tetapi menjadi dokter segala macam penyakit dan kelemahan. Tanpa sekolah analis ataupun kimia Dia membuat anggur dari air biasa. Dan Dia tidak membutuhkan bayaran atas jerih payahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar