Jumat, 19 Maret 2010

Memahami Yohanes Bab 7:45-53

Yesus dibela oleh Nikodemus

7:45. Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?" 7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" 7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? 7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? 7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!"
7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: 7:51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?" 7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." 7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,


Dalam pemahaman penulis, sebenarnya banyak orang pintar pada waktu itu yang tidak tahu persis asal-usul Tuhan Yesus. Mereka hanya tahu bahwa Tuhan Yesus berasal dari Nazaret yang di Galilea. Paling-paling keturunan orang Galilea yang lahirnya juga di daerah Galilea. Menurut mereka pokoknya tidak ada nabi atau bahkan Mesias yang berasal dari Galilea. Itu semua kata Kitab Suci.

Kitapun tidak akan tahu apabila tidak ditulis di dalam kitab Injil, bahwa Tuhan Yesus dilahirkan di Bethlehem. Dia lahir dengan begitu misteri, sehingga tidak banyak orang yang tahu, yang mungkin hanya Bunda Maria saja yang bisa bercerita.

Banyak imam-imam kepala dan kaum Farisi yang merasa bahwa merekalah wakil Tuhan di dunia ini. Mereka bagaikan orang-orang yang duduk di menara gading yang begitu tinggi, yang suaranya harus didengarkan dan dipatuhi. Mereka bahkan mengutuk orang yang terpesona akan ajaran Tuhan Yesus. Ajaran-Nya malah dianggap sesat, tanpa mau mencoba untuk direnungkan terlebih dahulu, dimana letak kesalahannya.

Apakah para penguasa agama tidak pernah melakukan turba (turun ke bawah)? Atau sebenarnya kawatir tersaingi oleh orang biasa yang bernama Yesus? Atau bahkan pada waktu itu mereka sedang diliputi kegelapan dalam segala hal, sehingga segalanya tidak kelihatan. Pokoknya tidak ada cerita bahwa akan ada nabi atau Mesias yang berasal dari Galilea. Orang baik yang dipilih Tuhan harus berasal dari Yudea sekitar Yerusalem.

Nikodemus sebagai pemuka agama, malah bisa berbicara dengan bijaksana. Sesuai hukum Taurat jika mengadili seseorang, maka harus ada saksi dan yang dituduh diberi kesempatan untuk membela diri. Saksi-saksi yang meringankan atau malahan yang memberatkan. Sebenarnya para penjaga tersebut sudah menjadi saksi yang meringankan, karena didapati dalam diri Tuhan Yesus tidak ada kesalahan malahan membikin terpesona.

Repotnya, yang namanya penguasa, sering lupa diri dan ingin menang sendiri, merasa paling benar. Penjaga yang hanya sebagai orang upahan, bisanya mencari selamat dan lebih aman diam. Satu orang Nikodemus melawan banyak orang yang sedang penuh emosi membuat situasi menjadi runyam. Ungkapan Jawa keluar “sing waras ngalah” dan akhirnya semua pulang tanpa suatu solusi akhir.

Yang menjadi pertanyaan penulis, apakah pada waktu itu tidak ada yang menelusuri riwayat hidup Tuhan Yesus? Paling tidak melalui Bunda Maria atau tetangganya di Nazaret, kira-kira dimana Yesus dilahirkan. Begitu gampangkah memvonis seseorang bahwa dia sesat? Jangan-jangan sampai sekarangpun banyak kelompok yang merasa paling dekat dengan Allah, tetap merasa paling benar sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar