Kamis, 11 Maret 2010

Memahami Yohanes Bab4:27-38

4:27. Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?" 4:28 Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: 4:29 "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" 4:30 Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. 4:31 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." 4:32 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." 4:33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. 4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. 4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. 4:37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. 4:38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."


Kemudian sepertinya Tuhan Yesus memberikan pengajaran baru kepada para murid. Makanan yang rohani dan begitu berbeda dengan makanan jasmani. Manusia hidup bukan hanya dari roti, nasi atau panganan lainnya yang hanya bermanfaat bagi jasmani saja. Ada makanan lain yang lebih bernilai secara rohani dan bisa berdampak kepada jasmani, yaitu firman Tuhan. Siapa yang melakukan kehendak Allah secara baik dan benar, dialah yang telah melahap makanan rohani tersebut. Yang tidak melakukan, mungkin bagaikan orang yang hanya mencicipi di mulut terus dikeluarkan lagi. Makanan rohani tersebut hanya berhenti di mulut, tidak merasuk ke dalam tubuh yang sebenarnya dapat membuahkan kekuatan untuk bergerak, menjadi perbuatan nyata yang dapat dirasakan oleh orang lain.

Kita bisa merasakan bahwa Tuhan Yesus tidak hanya berkarya untuk orang Yahudi saja. Mungkin hal ini suatu proses penyadaran bagi para murid bahwa Sang Guru berkarya kepada segala bangsa, dimulai dari orang-orang yang berada di sekitar wilayah orang Yahudi. Kabar keselamatan harus disampaikan kepada semua bangsa.

Para murid dipersiapkan sebagai penuai ataupun penjala. Jika secara jasmani atau duniawi kita mengenal musim, maka secara rohani tidak ada perbedaan musim. Setiap waktu adalah musim menuai. Setiap saat harus berkarya menuai buah-buah yang ada di sekitar kita. Pada saat itu yang dituai adalah orang-orang Samaria yang berdatangan dan percaya kepada-Nya.

Menabur dan menuai merupakan pekerjaan yang berbeda. Bisa jadi yang menabur pada saatnya akan menuai hasil. Namun bisa juga terjadi bahwa penabur hanya akan mengerjakan penaburan benih saja. Yang akan menuai orang lain lagi sesudah buah-buah itu masak.

Dalam kehidupan sehari-hari, kitapun ingin menaburkan benih-benih kebaikan dan kebenaran, minimal di dalam keluarga kita, anak-anak kita. Apakah benih-benih tersebut disiram, disiangi dan dipelihara agar jangan sampai terserang hama, tergantung kita. Kita pasti mengharapkan bahwa pada saatnya nanti kita bisa menuai hasilnya. Buah-buah kebenaran dan kebaikan yang dapat dinikmati dan dirasakan oleh banyak orang di sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar