Senin, 15 Maret 2010

Memahami Yohanes Bab 6:60-66

Murid-murid yang mengundurkan diri di Galilea

6:60. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" 6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? 6:62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. 6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. 6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.


Kita bisa membayangkan bahwa sebenarnya murid Tuhan Yesus cukup banyak, walaupun ada murid khusus yang kita sebut rasul. Dalam kenyataannya, banyak juga para murid yang belum mengerti dan tidak kuat bertahan untuk mengikut Dia. Jangan-jangan memang dari awalnya mereka mengharapkan sesuatu yang lebih duniawi, bukan yang rohani. Di zaman penderitaan karena menjadi bangsa yang terjajah oleh bangsa Romawi, ada suatu harapan semoga Gurunya adalah tokoh dunia yang bisa membebaskan dari belenggu penjajah. Dengan segala macam kesaktian-Nya, Gurunya memenuhi kriteria sebagai calon raja baru. Jika Sang Guru menjadi raja, maka sebagai murid paling tidak akan kecipratan rezeki jabatan atau apapun, yang dapat meningkatkan taraf kehidupan dunia.

Kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mereka berbalik arah, kembali kepada kehidupan duniawi yang semula. Yang tidak tahan dan tidak mengerti mundur satu persatu. Mungkin hanya karena sentuhan Allah Bapa saja yang bisa bertahan sampai kesudahannya. Bukan kita yang memilih Dia, namun Dia-lah yang memilih kita tanpa kita sadari. Ada sesuatu yang menyentuh di dalam hati dan jiwa kita, yang seolah-olah mendorong dan menggerakkan untuk mencari Dia

Pada kenyataannya Tuhan Yesus tidak tertarik akan kehidupan duniawi. Dia lebih menekankan tentang roh dan hidup. Daging tanpa roh atau jiwa, mungkin akan sama halnya dengan binatang ataupun bukan manusia. Roh-lah yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Roh tidak bisa mati dan akan tetap hidup, walaupun tubuh sudah mati. Hanya, hidup setelah mati yang bagaimana yang diharapkan? Mestinya kehidupan kekal bersama Allah di Kerajaan-Nya. Bukan kehidupan sengsara kekal di luar Kerajaan Allah. Mungkin ungkapan hidup disini lebih mendekati hidup kekal, yang berbeda dengan ungkapan mati yang berkonotasi kematian kekal.

Jika mereka yang begitu dekat dengan Tuhan Yesus merasakan betapa keras ajaran-Nya, apalagi seperti penulis. Mereka lebih mengerti segala macam ungkapan yang disampaikan Tuhan Yesus. Di zaman sekarang, mungkin banyak ungkapan lama yang belum dipahami secara benar. Akhirnya banyak penafsiran yang belum tentu semuanya benar, pas seperti yang diharapkan oleh Tuhan sendiri. Termasuk penulis yang lebih banyak bingungnya untuk memahami apa yang dimaksud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar