Minggu, 06 Desember 2009

Memahami Lukas Bab1

Bab 1- Pemberitahuan kelahiran Yohanes dan Yesus

1:1. Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 1:4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Kelihatannya tulisan Lukas ini dikirimkan kepada Teofilus yang sangat dipercaya, bahwa pada saatnya akan dikumpulkan dan dibukukan. Kemungkinan besar Teofilus termasuk orang kaya yang hidup baik dan benar. Lukas bagaikan wartawan yang mengumpulkan informasi dari sumber berita yang terpercaya. Semua hasil tulisannya dibukukan dan diserahkan kepada Teofilus, agar suatu ketika kumpulan tulisan tersebut bisa diperbanyak, sebagi buku pegangan kesaksian iman. Referensi Lukas langsung dari saksi mata dan pelayan Firman, yang mengalami sendiri hidup di zaman dan bersama Tuhan Yesus. Penulis tidak tahu persis siapa saja yang menjadi sumber informasi pada saat itu. Paling tidak Lukas pasti menemui Bunda Maria, para rasul, orang-orang tua yang bisa dijadikan sebagai sumber berita.

Jika kita cermati, sepertinya pada waktu itu setelah kenaikan-Nya ke surga, Tuhan Yesus sangat terkenal. Akhirnya muncul banyak cerita dan ajaran dengan penekanan tertentu, sesuai maksud pembuat cerita. Rasanya wajar-wajar saja apabila timbul perbedaan disana-sini, bahkan mungkin sekali jika ada cerita yang sangat bertentangan dengan keadaan sebenarnya. Apalagi jika penulis tersebut malahan anti Kristus, pasti ceritanya dibuat sedemikian rupa halus, dan kemudian berbelok arah.

Santo Lukas mencoba menjadi wartawan, mencari berita yang sebenar-benarnya dari berbagai sumber yang layak dipercaya. Anggaplah dari tangan pertama yang mengalami sendiri, yang pernah berhubungan atau tetangga dan kerabat dekat dari Tuhan Yesus. Paulus malah menekankan bahwa segala sesuatu yang telah diajarkan dan didengar adalah benar. Agak berbeda dengan ajaran atau gossip yang disebarkan oleh kelompok lain, yang tidak menyukai kehadiran Tuhan Yesus.
Pemberitahuan tentang Kelahiran Yohanes Pembaptis
1:5. Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. 1:6 Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. 1:7 Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. 1:8 Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. 1:9 Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. 1:10 Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. 1:11 Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. 1:12 Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. 1:13 Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. 1:14 Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. 1:15 Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; 1:16 ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, 1:17 dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya." 1:18 Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." 1:19 Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. 1:20 Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya." 1:21 Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. 1:22 Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. 1:23 Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. 1:24 Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: 1:25 "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."
Kelihatannya Zakharia dan Elisabet pernah memohon kepada Tuhan agar dikaruniai anak. Keluarga tanpa anak sepertinya dianggap aib bagi kebanyakan orang pada waktu itu. Anggapan ada sesuatu yang keliru pada keluarga tersebut, sehingga tidak dikaruniai anak. Doa permohonan yang sungguh-sungguh keluar dari hati yang bening, pasti akan dikabulkan oleh Tuhan. Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengabulan doa tersebut. Mungkin permohonan mereka berdua sudah berpuluh-puluh tahun, bahkan sudah dilupakan dan kenyataannya dikabulkan setelah mereka berdua bertambah tua.

Hal yang tidak mungkin menurut manusia, segalanya menjadi mungkin bagi Tuhan. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa perkenan Tuhan tergantung kepada Tuhan sendiri. Kita diminta memohon dengan penuh kesabaran, karena yang menentukan bukan kita. Seringkali kita dibuat tercengang dan bengong karena kita sudah agak lupa dengan doa permohonan, ketika pengabulan doa terjadi di saat yang tidak kita sangka. Banyak cerita dalam Kitab Suci bagaimana orang-orang terpilih dikaruniai anak setelah berumur.

Ditulis bahwa mulai dari dalam kandungan Elisabeth, Yohanes sudah dipenuhi oleh Roh Kudus. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa sebutan Roh Kudus, Roh Allah sendiri sudah berkarya sebelum kelahiran Tuhan Yesus. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, sebutan Roh Kudus hanya kita dapatkan dalam Kitab Yesaya. Mungkin hal ini agak berbeda sedikit dengan pengajaran yang mengatakan bahwa Allah Bapa berkarya sendiri sebelum abad Masehi. Kemudian zaman Tuhan Yesus yang berkarya sebagai Allah Putera, dan setelah kenaikan-Nya ke surga yang berkarya adalah Roh Kudus. Allah yang Esa dapat berkarya seturut dengan kehendak-Nya, yang mungkin bisa tidak sesuai dengan selera kita. Itulah misteri Tuhan yang tidak bisa masuk ke dalam nalar kita.

Kita bisa memahami bahwa Keluarga Zakharia dan Elisabet termasuk kelompok imam yang baik dan benar di mata Tuhan. Melalui malaikat Tuhan, Zakharia menerima kabar yang mengagetkan yang tidak bisa dipercaya. Dan kita juga tahu bahwa anaknya bernama Yohanes Pembaptis yang dianggap sebagai orang aneh, tidak umum. Hidupnya di padang gurun, tidak minum anggur, berpakaian kulit bulu onta. Kemungkinan besar termasuk seorang pertapa yang hidupnya penuh dengan puasa dan doa. Dialah yang disebut nabi besar pada masa itu dan telah mempertobatkan banyak orang, untuk kembali ke jalan Allah.

Sesuai dengan nubuat nabi terdahulu, sebelum kedatangan Mesias, maka akan didahului oleh seorang nabi yang seperti Elia. Nabi Elia sangat dikenal oleh orang Yahudi, karena bisa mengalahkan sekelompok besar dukun dalam lomba menyalakan api korban bakaran. Dia juga dikenal sebagai nabi yang bisa “terbang,” mendahului perjalanan orang yang naik kuda.

Pemberitahuan tentang Kelahiran Yesus
1:26. Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." 1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Menurut isteri penulis, bulan keenam kalau dihitung ke tahun Masehi, jatuh pada bulan Agustus. Dikatakan oleh isteri penulis bahwa bulan kesatu jatuh pada bulan Maret. Darimana hitungannya penulis sendiri tidak tahu, yang jelas dari membaca buku atau koran. Paling tidak kita bisa mencoba merenungkan mengapa ada bulan September (tujuh), Oktober (delapan), November (sembilan) dan Desember (sepuluh). Para ahli sendiri berpendapat bahwa penampakan malaikat kepada Maria diperkirakan jatuh pada bulan Maret. Jika mengandung seperti wanita pada umumnya, maka diperkirakan akan melahirkan pada bulan Desember.

Jika bulan Agustus mulai mengandung, maka anaknya akan lahir pada sekitar bulan Mei. Bagimana kalau Bunda Maria mengandung hanya tujuh bulan saja? Maka kelahiran Tuhan Yesus akan jatuh di sekitar bulan Maret.

Siapakah Maria sebenarnya, Kitab Suci tidak menjelaskan secara gamblang. Hanya dituliskan bahwa Elisabet masih sanak saudaranya. Penulis hanya berandai-andai, bahwa Bunda Maria yang perawan pastilah putih suci bagaikan salju, tanpa cacat dan cela. Dari manakah asalnya seorang perawan suci, yang pantas untuk menjadi bunda Allah? Jika ajaran gereja tentang dosa asal yang pasti dimiliki oleh setiap manusia, hal ini agak tidak sesuai dengan benak penulis. Penulis lebih meyakini bahwa Bunda Maria lebih dari istimewa, tanpa noda tanpa dosa asal. Mengapa? Karena hanya yang pantas saja yang dapat menjadi atau terpilih oleh Allah menjadi ibunya Tuhan, Anak Allah. Pastilah keberadaan Bunda Maria di dunia ini penuh dengan misteri Allah yang tak terjelaskan. Jadi boleh-boleh saja apabila ada orang yang percaya bahwa Bunda Maria “diciptakan” atau dipersiapkan oleh Tuhan sendiri secara khusus penuh misteri. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bagaimana kelahiran Bunda Maria sendiri di dunia, sepertinya tidak ada seorangpun yang tahu. Kitab apokrip sendiri hanya menuliskan bahwa Bunda Maria “anak” dari Anna dan Yoakhim. Ada juga yang menulis bahwa Bunda Maria anak Heli atau Eli. Kita boleh berandai andai bahwa kata Eli bisa berkonotasi Elohim yang berarti Tuhan. Namun bisa juga menjadi Eliyakhim yang kemudian berubah menjadi Yoakhim.

Ada juga yang mengibaratkan Bunda Maria seperti semak berduri yang menyala namun tidak terbakar karena Yang Kudus berada di situ, seperti penglihatan Musa. Banyak nubuat yang telah tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Lama yang dihubungkan dengan Bunda Maria dan Tuhan Yesus (Kej.3:15, Kel 3:2, 13:2, Mikha 5:1-2, Yes 7:14, dan mungkin lainnya)

Dengan model jawaban atau pertanyaan yang hampir sama, antara Zakharia dan Maria menghasilkan buah yang berbeda. “Bagaimana mungkin itu terjadi?” Zakharia menjadi bisu selama isterinya, Elisabet mengandung. Bunda Maria tidak mengalami apa-apa kecuali kaget dan heran. Mungkin tanggapan Bunda Maria yang begitu pasrah sebagai hamba Tuhan yang membedakannya. Mungkin hanya kepasrahan dan kesetiaan yang teguh kepada Tuhan yang menjadi kunci untuk menuju jalan yang lurus.

(Pengalaman rohani penulis bersama tiga saudara seiman harap diabaikan saja agar jangan menjadi batu sandungan, namun perlu untuk disampaikan. Ketika kami berempat sedang berkumpul di rumah penulis, kemudian hadirlah Bunda Maria. Salah satu dari pertanyaan penulis, Bunda Maria mengatakan :”Aku anaknya Anna, namun aku tidak turun dari Anna, aku turun dari langit.” (07062006) Penulis tidak tahu harus bagaimana menjabarkannya, karena komunikasi dalam bahasa Jawa. “Turun” dalam bahasa Jawa bisa ditafsirkan bermacam-macam)

Maria dan Elisabeth
1:39. Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. 1:40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, 1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. 1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? 1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. 1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Kita bisa membayangkan betapa jauh pada waktu itu, jalan yang harus ditempuh Bunda Maria dari Nazaret yang di Galilea ke kota di Yehuda. Dari utara menuju ke arah selatan, mungkin melewati Yerusalem. Dipercaya bahwa tempat tersebut di Ain-Karim yang di pegunungan. Jarak yang ditempuh pastilah berpuluh-puluh kilometer dan belum ada kendaraan beroda seperti sekarang. Rasanya tidak mungkin apabila Bunda Maria pergi sendirian begitu saja. Mungkin seperti rombongan keluarga termasuk bapakYusup yang akan menjenguk saudaranya yang sudah mendekati akan melahirkan.

Salam tamu yang didengar oleh tuan rumah, bagaikan suara dari sorga dan menggerakkan Roh Kudus dalam diri Elisabet. Kita bisa membayangkan bagaimana dua keluarga yang saling mangasihi, lama tidak berjumpa. Betapa pertemuan tersebut akan terisi oleh kegembiraan, kebahagiaan, keharuan dan macam-macam perasaan menjadi satu. Percakapan melepas rindu karena lama tidak bersua pastilah ramai sekali. Mungkin mereka saling bercerita tentang pengalaman rohani masing-masing, dan bagaimana mereka memuji dan mengagungkan Tuhan. Bagaimana nyonya rumah begitu merendah dan meninggikan tamu yang datang. Hal ini paling tidak mengajarkan kepada kita, untuk menghormati tamu yang datang ke rumah kita, siapapun mereka. “Wadhuh, mimpi apa aku semalam. Pantas burung prenjaknya berkicau terus, Tidak tahunya ada tamu agung yang datang. Mari-mari, silahkan masuk.”

Disini kita bisa memahami bahwa doa awal “Salam Maria” diambil dari kata-kata malaikat Gabriel dan Elisabet kepada Bunda Maria. Kita patut berterimakasih kepada mereka yang mengajarkan separoh bagian doa tersebut. Kita diajar juga oleh Elisabeth yang mengatakan bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah.

Kidung Maria

1:46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, 1:47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 1:48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 1:49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. 1:50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 1:51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 1:52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 1:53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 1:54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 1:55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 1:56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Kidung Maria ini mungkin lebih kita kenal dengan istilah Magnificat. Bagamana Bunda Maria mengagungkan Tuhan dan betapa semua orang akan menyebut dia berbahagia. Sepertinya Bunda Maria sudah tahu, apa yang akan terjadi dengan Anak dalam kandungannya. Anak yang selalu berpihak kepada orang miskin, menderita, rendah hati, yang teraniaya. Orang-orang yang congkak, yang sombong akan tercerai berai sendiri oleh tingkah lakunya, dimana Tuhan tidak berkenan.

Rahmat-Nya akan turun kepada siapapun yang takut akan Dia, yang mau melaksanakan segala kehendak-Nya. Rahmat-Nya tidak pernah habis, yang selalu dicurahkan kepada seluruh umat ciptaan-Nya. Tergantung apakah kita mau membuka diri dan menyiapkan wadhah untuk menerima curahan rahmat-Nya tersebut.

Sepertinya pujian kidung Bunda Maria malah mendekati ramalan yang akan terjadi kepada bangsa Israel maupun bangsa Romawi. Bagaimana orang-orang kecil tidak dikenal, yang miskin tidak punya apa-apa akan naik daun, mendirikan kerajaan surga di dunia. Bagaimana para pembesar, raja-raja akan turun dari takhtanya dan hilang ditelan bumi. Mereka pada waktunya akan hilang tanpa kekuasaan, hanya menjadi bagian dari sejarah. Mungkin hal tersebut akan terus berlangsung sampai saat ini dan yang akan datang.

Kemungkinan besar Bunda Maria tinggal di rumah Zakharia, sampai Elisabet melahirkan. Setelah segala sesuatunya selesai, barulah rombongan Bunda Maria pulang ke Nazaret. Ada tulisan yang menceritakan bahwa perjalanan tersebut kurang lebih tigapuluh jam, yang berarti bisa sekitar tiga hari atau lebih, jika malam hari beristirahat. Zaman sekarang banyak orang yang akan mengeluh apabila berjalan empat lima kilometer saja, apalagi jika musim panas dengan teriknya matahari. Seringkali kita lupa bahwa telah dikaruniai dua kaki yang sehat untuk berjalan, namun kaki tersebut kita manjakan dengan cara yang lebih praktis, sesuai kemajuan zaman.

Kelahiran Yohanes Pembaptis
1:57. Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. 1:58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. 1:59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, 1:60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes." 1:61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." 1:62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. 1:63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan merekapun heran semuanya. 1:64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. 1:65 Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. 1:66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
Kelahiran Yohanes Pembaptispun sudah membikin geger di seluruh tanah Yudea. Kita bisa membayangkan pada zaman itu, betapa Zakharia yang mengalami kebisuan selama isterinya mengandung. Hal tersebut sudah menjadi keanehan luar biasa dan semua orang akan berandai-andai sesuai selera mereka. Dan bagaimana lidah dalam mulutnya terlepas mulai dapat berbicara lagi, setelah menamai anaknya Yohanes. Pastilah setelah itu Zakharia bercerita panjang, awal mula kejadian yang dialaminya selama itu. Perasaan ketakutan, kecemasan, kegembiraan dan perasaan lain bercampur menjadi satu dan akhirnya hanya satu yang bisa diucapkan bersama, memuji kebesaran Allah. Tersebarlah cerita getok tular dari mulut ke mulut ke seluruh pegunungan Yudea.

Kitapun akan terheran-heran apabila mengalami kejadian yang seperti itu. Kita juga akan bertanya-tanya tentang anak tersebut nanti kalau sudah besar. Paling tidak kita meramalkan bahwa anak tersebut akan menjadi lain dari yang lain; ada keistimewaan tersendiri entah apapun itu. Jika kita masih bisa menyaksikan setelah anak tersebut dewasa dan berkarya, kita akan bercerita bagaimana kejadian sewaktu anak tersebut dilahirkan.

Para saksi mata yang masih hidup sewaktu Yohanes Pembaptis berkarya, pastilah merasa wajar dan memaklumi apabila dia menjadi seorang nabi besar. Keturunan imam besar yang menjadi seorang nabi, dimana sudah lama sekali Israel tidak mempunyai nabi, wajar jika akan diterima secara pro dan kontra. Mungkin dari para saksi mata inilah Lukas mencari berita kebenaran tentang siapakah sesungguhnya Yohanes Pembaptis.

Kidung Zakharia
1:67. Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya: 1:68 "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, 1:69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, 1:70 --seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus-- 1:71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, 1:72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, 1:73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, 1:74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, 1:75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. 1:76 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, 1:77 untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, 1:78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, 1:79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera." 1:80 Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Kidung Zakharia ini mungkin lebih kita kenal dengan istilah Latin Benedictus. Kidung yang penuh dengan ungkapan janji Tuhan yang pasti terjadi, kidung yang berisi nubuat tentang Yohanes yang akan mendahului kedatangan Sang Mesias. Mesias yang dinubuatkan lewat keturunan Daud. Dituliskan bahwa Yusuf masih keturunan Daud.

Karena kuasa Roh Kudus, Zakharia bisa berbicara tentang apa yang akan terjadi. Dia tahu bahwa anaknya akan menjadi nabi Allah, mendahului berkarya sebelum Nabi segala nabi sendiri datang. Dialah nabi yang akan mempertobatkan banyak orang dengan pembaptisan dengan air di sungai Yordan. Kemudian akan datanglah Sang Juru Selamat yang menjadi jembatan karena jurang kedosaan telah memisahkan manusia dengan Allah. Allah yang mahakasih dan mahasetia akan memenuhi janji-Nya, dengan hadirnya Sang Anak Manusia.

Jembatan telah menyediakan dirinya untuk dilalui dan diinjak-injak, yang mengarahkan kaki kepada jalan damai sejahtera. Bersyukurlah kita semua karena Sang Penyelamat berkenan melawat umat-Nya. Siapapun dimohon dengan kerinduan agar bisa mencapai jalan menuju damai sejahtera, melalui pertobatan dan pengampunan dosa. Dimata dunia, Sang Jembatan kelihatannya begitu tidak menjanjikan, malah mengkawatirkan untuk dilalui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar