Selasa, 01 Desember 2009

Memahami Markus Bab13

Bab 13 - Khotbah tentang Akhir Zaman

Bait Allah akan diruntuhkan
13:1. Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: "Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!" 13:2 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan."
Kita bisa memaklumi bagaimana bangganya bangsa Yahudi dengan Bait Allahnya. Jika melihat bekas-bekas tembok batu yang masih ada, kita mungkin bisa membayangkan betapa megah bangunan tersebut. Gedung batu yang dibuat sebelum abad Masehi, dihancurkan karena perang, kemudian dipugar kembali.

Tuhan Yesus sudah menubuatkan bahwa Bait Allah tersebut akan diluluh-lantakkan, dan bangunannya akan rata dengan tanah. Bait Allah akan dicabut dari bangsa Yahudi yang tidak bisa menghargai para utusan-Nya, malah mengikuti ajaran yang tidak disukai Tuhan. Hal ini sepertinya akan menggambarkan bagaimana Allah sendiri yang sudah turun ke dunia, akan membuat bait Allah-bait Allah baru di segala bangsa. Menurut pendapat penulis, Bait Allah Yerusalem tersebut tidak akan bisa dibangun kembali, sampai kapanpun. Manusia boleh berusaha untuk membangun kembali, tetapi nubuat Tuhanlah yang akan terjadi.

Mungkin kita pernah membaca sejarah bahwa Bait Allah hancur lebur sekitar tahun tujuh puluh dan akhirnya tinggal sisa tembok batu yang menjulang. Mungkin kita sering menyebut sebagai tembok ratapan. Yerusalem dengan segala bangunannya pada waktunya akan digilas bangsa Romawi, meninggalkan puing-puing dan penderitaan.

Permulaan penderitaan
13:3 Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah, Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas bertanya sendirian kepada-Nya: 13:4 "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi, dan apakah tandanya, kalau semuanya itu akan sampai kepada kesudahannya."
13:5. Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! 13:6 Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. 13:7 Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. 13:8 Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. 13:9 Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka. 13:10 Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa. 13:11 Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus. 13:12 Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. 13:13 Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat."
Pertanyaan para murid pastilah yang berhubungan dengan Bait Allah itu sendiri. Dan Tuhan Yesus sepertinya memberi tanda bahwa kehancuran tersebut akan terjadi setelah Dia tidak ada. Mungkin beberapa murid-Nya akan mengalami kejadian tersebut, walaupun mungkin tidak menyaksikan sendiri. Akan ada orang yang mengaku-aku sebagai mesias, yang jangan-jangan hanya untuk mengajak memberontak kepada penjajah. Para rasul diingatkan untuk hati-hati dan waspada karena mereka menyesatkan.

Gosip peperangan akan menyebar ke segala penjuru dan akan terjadi, yang tidak bisa ditolak. Karya pewartaan akan kabar gembira tidak boleh berhenti, harus jalan terus walaupun nyawa taruhannya. Tuhan Yesus sudah memberikan gambaran bahwa akan terjadi peperangan besar di segala penjuru dunia. Bangsa melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan berebut kekuasaan, memperluas jajahan dan jarahan. Dampaknya akan terjadi kelaparan besar karena semua alat pertanian akan berubah menjadi alat perang. Bumipun ikut terinjak-injak dengan darah yang membasahinya, sehingga marah dan membalas dengan gempa bumi hebat.

Pada zaman yang kacau balau tersebut akan ada banyak orang mencari selamat masing-masing, bahkan mengambil kesempatan untuk keuntungan sendiri. Kalau perlu menjadi pengkhianat keluarga atau bahkan bangsanya. Biarlah mereka hancur berantakan, yang penting aku masih selamat. Demi keselamatan dan keuntungan sendiri, maka dibutuhkan korban kambing hitam.

Ajaran kasih yang disampaikan Tuhan Yesus jelas sangat bertentangan dengan keadaan pada waktu itu. Suasana keinginan memuaskan haus darah, menjajah, berperang dan membunuh dan perbuatan ikutannya akan terhambat oleh ajaran kasih. Maka para penyebar ajaran kasih ini perlu dibungkam, kalau perlu dimusnahkan karena menjadi batu sandungan bagi mereka.

Ada satu hal sangat penting yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Kita diajar untuk pasrah total hanya kepada-Nya, dengan tidak usah mereka-reka pembelaan diri. Kita diajar, biarlah Roh Kudus yang menguasai kita dan berkarya di dalam diri kita. Kekuatan akal budi kita tidak ada apa-apanya, yang malahan akan lebih condong kepada kedagingan. Sering kali kedagingan ini tidak akan bertahan menghadapi siksaan fisik yang menyakitkan, sehingga kalah segalanya. Janji Tuhan sudah jelas, siapa yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat. Selamat dalam artian mungkin bisa menjadi martir namun menikmati kehidupan kekal.

Penulis tidak tahu apa yang dimaksud dengan zaman baru. Apakah yang dimaksud zaman baru tersebut berhubungan dengan berkembangnya pewartaan kabar gembira? Ataukah zaman setelah selesainya perang besar di segala penjuru dunia, hilangnya kerajaan Romawi, lenyapnya kekuasaan Firaun, runtuhnya kerajaan Mongol dan yang lainnya. Zaman dimana agama monoteisme, kepercayaan kepada Sang Pencipta yang Tunggal merebak ke seluruh dunia.

Siksaan yang berat dan Mesias palsu
13:14. "Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya--para pembaca hendaklah memperhatikannya--maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. 13:15 Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun dan masuk untuk mengambil sesuatu dari rumahnya, 13:16 dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. 13:17 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. 13:18 Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin. 13:19 Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. 13:20 Dan sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan yang telah dipilih-Nya, Tuhan mempersingkat waktunya. 13:21 Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. 13:22 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. 13:23 Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu."
Kita bisa membayangkan bagaimana para penguasa yang penyembah berhala dengan kekuasaannya akan berdiri di mimbar-mimbar sinagoga maupun Bait Allah. Tempat-tempat suci yang sebenarnya dipergunakan untuk maksud baik dan benar, akan dipakai dan dimanfaatkan untuk propaganda dan mengancam. Suasana yang mestinya diisi dengan sukacita akan berubah menjadi mala petaka yang sangat menggelisahkan dan mendebarkan hati.

Mereka diingatkan untuk segera melarikan diri tanpa memikirkan harta benda. Bisa diterima dan dimaklumi bahwa yang paling celaka adalah para ibu hamil dan yang sedang menyusui. Betapa repotnya mereka, apa lagi jika dalam keadaan panik. Akan lebih sengsara lagi apabila penyerbuan itu terjadi pada musim dingin. Mereka diminta untuk selalu berdoa agar jangan sampai terjadi pas musim dingin. Penulis tidak bisa membayangkan bagaimana orang meninggal karena kedinginan, yang mungkin suatu siksaan yang amat berat karena akan mati secara pelan-pelan.

Walaupun belum pernah menyaksikan atau mengalami perang besar, penulis hanya bisa membayangkan bahwa yang namanya perang pasti penuh dengan amarah. Para prajurit tidak peduli lagi dengan siapapun , yang paling penting dibantai. Apalagi bila menyaksikan bahwa ada sahabatnya yang mati dalam perang tersebut. Mereka akan menggulung, menggilas apapun yang dilaluinya, tidak ada lagi belas kasihan.

Kita mungkin pernah mendengar atau menyaksikan tawuran antar sekolah atau antar kampung. Yang terbersit adalah kebencian kepada kelompok yang dianggap lawannya. Bisa terjadi bahkan sering, yang tidak tahu apa-apa malah menjadi korban tawuran. Penyebab tawuran kemungkinan malah masalah sepele, yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan dialog atau musyawarah.

Tuhan Yesus mengingatkan kembali bahwa akan banyak muncul nabi-nabi palsu yang mengaku sebagai mesias. Dan hebatnya mereka bisa membuat mukjizat dan tanda-tanda yang mengherankan. Mukjizat karya roh jahat yang dapat menyesatkan siapapun. Maka mereka diminta untuk hati-hati dan melihat buah-buah yang dihasilkannya. Buah-buah ajaran Tuhan Yesus adalah cinta kasih damai sejahtera, kebenaran dan kebaikan, menjauhkan diri dari perselisihan dan peperangan. Ajaran nabi palsu dan mesias palsu pasti membuahkan iri dengki, kekacauan, perselisihan dan peperangan, menjauh dari cinta kasih dan kedamaian.

Ajaran nabi palsu ini pada awalnya pasti kelihatan baik dan benar sehingga menarik simpati orang banyak. Masih ditambah lagi dengan mukjizat yang mengherankan yang sanggup membuat orang terpana penuh kekaguman, yang bisa menumbuhkan kebimbangan iman. Dan kita diingatkan untuk tidak percaya dan mendekati, namun hanya percaya kepada Tuhan Yesus yang menjadi juru selamat kita semua. Dia sepertinya selalu berbisik di telinga kita dengan begitu lembut :”Percayalah! Hanya sembahlah Aku, Tuhan Allahmu.”

Dalam pemahaman penulis, ada suatu signal yang menyiratkan bahwa banyak bangsa Yahudi yang tetap tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Mereka masih menunggu kedatangan mesias menurut selera mereka. Dalam penantian yang diliputi dengan kegelisahan dan kecemasan karena suhu tanda peperangan, hal tersebut dimanfaatkan oleh para mesias palsu. Suasana gonjang-ganjing yang penuh ketidak pastian, pasti menjadi makanan empuk bagi kuasa kegelapan untuk berkarya.

Kedatangan Anak Manusia
13:24. "Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya 13:25 dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. 13:26 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 13:27 Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit.
Penulis tidak tahu, apakah nubuat ini masih kelanjutan dari kehancuran Bait Allah atau sudah berbicara lain yang biasa kita sebut kiamat. Jika kita renungkan akan kedatangan Anak Manusia yang berarti Tuhan Yesus sendiri, mungkin yang dimaksudkan adalah zaman akhir yang tidak tahu kapan. Tuhan Yesus akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari seluruh bumi untuk menikmati kehidupan kekal. Malahan dikatakan dari ujung bumi sampai ke ujung langit. Entah dimana itu yang disebut ujung langit yang tanpa batas.

Dalam pemahaman penulis yang pendek, kiamat tersebut berhubungan dengan kehidupan kita pribadi. Zaman akhir kemungkinan besar kita tidak akan tahu dan mengalami, namun kematian pasti akan kita lalui pada saatnya. Itulah kiamat kita masing-masing. Kita akan mengalami siksaan, kemudian kegelapan menyelimuti kita. Rasanya bumi berputar dan bintang-bintang berjatuhan. Mungkin kita bisa membayangkan kalau mata berkunang-kunang, kepala terasa begitu berat dan semuanya bergoyang. Sepertinya bumi ini bergetar dan berputar, kita berjalan sempoyongan, kemudian apabila tidak kuat karena begitu pusingnya, keadaan gelap pekat dapat menyelimuti kita. Bersyukurlah mereka yang melihat Anak Manusia datang menjemputnya.

Pemahaman yang lain, yang namanya perang pasti banyak sekali jiwa melayang. Orang-orang yang mati pada waktu itu pasti tidak semuanya jahat, dalam artian masuk neraka. Jiwa-jiwa yang melayang mengisi bumi ini bisa melihat kedatangan Sang Juru Selamat dengan kemuliaan-Nya. Mungkin saja ada orang yang masih hidup mendapatkan karunia melihat fenomena yang ajaib, yang secara umum tidak kasat mata. Mereka bisa merasakan bagaimana para malaikat mengumpulkan orang-orang (jiwa-jiwa) pilihan Allah untuk dibawa ke dalam papan minulya, tempat kebahagiaan kekal.

Jika penulis merenungkan sejarah yang tidak jelas, sepertinya pernah terjadi sesuatu yang cukup misteri, mengapa peperangan pada zaman itu seolah-olah berhenti tiba-tiba. Kerajaan-kerajaan besar yang begitu perkasa seperti punah begitu saja. Kita hanya bisa melihat sisa-sisa kejayaan yang tidak jelas bagaimana proses kematiannya. Kita mengenal kejayaan Mesir di Afrika, Romawi di Eropa, Babilonia di Timur Tengah, Monggol di Asia dan sebagainya. Zaman mereka seperti punah dan diganti zaman baru dengan penguasa dan masyarakat baru.

Perumpamaan tentang pohon ara
13:28. Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. 13:29 Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. 13:30 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. 13:31 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. 13:32 Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
Disini penulis bingung kembali untuk memahaminya. Apakah hal ini berhubungan dengan kehancuran Bait Allah atau berhubungan dengan kehidupan kita. “Angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semuanya terjadi” membuat sulit untuk memahaminya. Apakah yang dimaksud dengan angkatan ini?

Jika angkatan pada waktu itu, berarti masih banyak murid yang akan mengalami kehancuran Yerusalem dan Bait Allahnya. Nubuat Tuhan Yesus tentang Yerusalem akan digenapi beberapa puluh tahun kemudian. Langit dan bumi boleh berlalu namun perkataan Tuhan Yesus pasti terjadi.

Satu hal yang penulis pahami bahwa Tuhan Yesus sebagai manusia sejati, tetap berperan sebagai Anak Manusia. Saatnya tidak ada seorangpun tahu, termasuk para malaikatpun tidak, kecuali Allah Bapa di sorga. Tuhan Yesus yang sedang berperan menjadi Sang Anak Manusia harus berkata sesuai dengan peran-Nya. Tanpa kesombongan sedikitpun Dia melepaskan ke-Allah-an-Nya. Pada saat itu Dia berperan sebagai manusia sejati

Penulis hanya mengkira-kira apabila hal tersebut berkaitan dengan kehidupan kita, maka kita masih bisa menyaksikan bagaimana saudara kita dipanggil Tuhan. Hanya mungkin, kita tidak bisa ikut merasakan apa yang dialami oleh seorang yang mendekati sakratul maut tersebut. Sewaktu bapak penulis akan dipanggil, dia memang sedang sakit. Kekuatannya sepertinya hilang sama sekali dan menjadi begitu lemah. Dia berkata bahwa melihat kereta yang akan menjemputnya :”Itu .., keretanya sudah datang. Aku sudah dijemput.” Namun pada saat tersebut, sepertinya ada kekuatan yang keluar, hampir seperti orang sehat. Tidak berapa lama kemudian dia wafat. Penulis sendiri tidak menyaksikan karena sedang di gereja memohon kehadiran pastur untuk membaptisnya. Dia bersedia dibaptis namun sudah keburu dipanggil.

Mungkin kita bisa memahami bahwa hal tersebut sebagai ungkapan untuk zaman akhir atau kiamat. Tetapi bisa juga hal tersebut mengungkapan akan terjadinya kehancuran bait Allah dan Yerusalem. Kehancuran Bait Allah yang begitu megah seakan-akan menjadi simbol bahwa Allah sudah keluar dari Yerusalem, berada di mana-mana tanpa kiblat. Dia sudah menyertai setiap orang yang mencari Dia dan menjadi pelaku firman-Nya. Orang-orang yang mencari keselamatan saling bertemu dan berkumpul serta berdoa. Mungkin seperti itu cikal bakal gereja, dimana tempat tersebut sebagai rumah untuk bertemu dengan Tuhan. Jika di tempat tersebut ada Tubuh Kristus, maka harus diberi tanda atau simbul nyala api yang tidak pernah padam.

Nasihat supaya berjaga-jaga
13:33 "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. 13:34 Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. 13:35 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, 13:36 supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. 13:37 Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!"
Kita bisa membayangkan orang yang sedang berjaga-jaga. Ada orang yang sedang menunggu saat-saat kelahiran, ada penjaga malam atau satpam perusahaan. Dan masih banyak hal lain yang membutuhkan orang untuk selalu berjaga-jaga. Untuk bisa berjaga-jaga dalam saat keheningan, apalagi di malam hari pasti memerlukan usaha sedemikian rupa. Rasa kantuk yang begitu membelai begitu gampang membuat terlena. Kesetiaan untuk tetap terjaga mau tidak mau harus diupayakan dan disiasati. Kita harus bisa menghilangkan kebosanan, kesunyian, kemalasan yang dapat membuat terlena dan tertidur. Kita memerlukan teman yang bisa membantu kita untuk selalu terjaga.

Kita diminta untuk selalu hati-hati dalam hidup ini. Berjaga-jaga dengan penuh kesetiaan agar setiap waktu, kapanpun siap menerima kedatangan-Nya. Kita tidak akan pernah tahu kapan Dia datang menjemput kita. Cara kematian bisa terjadi setiap saat dan hal tersebut tidak bisa kita tolak atau kita tunda. Semoga dengan selalu berhati-hati dan berjaga-jaga, yang berarti selalu berkarya di jalan Tuhan, Dia melihat bahwa kita masih tetap setia dengan ajaran-Nya, melalui perbuatan nyata.

Mengisi waktu dalam menunggu kedatangan Sang Empunya, tidak ada cara lain yang lebih aman selain melaksanakan tugas yang diberikan kepada kita. Tugasnya hanya melakukan perbuatan baik dan benar penuh kasih dalam kehidupan nyata ini. Batu sandungan yang akan kita rasakan adalah kebosanan menunggu, yang dapat membuat terlena dan lupa diri dengan tugas tadi. Namun ya itulah tugas seorang pekerja di ladang Tuhan, yang tidak mengenal musim dan waktu libur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar