Selasa, 01 Desember 2009

Memahami Markus Bab5

Bab 5 - Mengusir Roh jahat, Membangkitkan dan Penyembuhan

Yesus mengusir Roh jahat di Gerasa
5:1. Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. 5:2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. 5:3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, 5:4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. 5:5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. 5:6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, 5:7 dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" 5:8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" 5:9 Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." 5:10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. 5:11 Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, 5:12 lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" 5:13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.

5:14 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. 5:15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. 5:16 Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. 5:17 Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. 5:18 Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. 5:19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" 5:20 Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
Dalam perikop ini kita bisa belajar bahwa roh jahat malah lebih mengenal siapakah sebenarnya Anak Manusia. Legion menyebutnya sebagai Anak Allah Yang Mahatinggi, dan betapa mereka takut kepada-Nya. Mereka tahu bahwa pada waktunya nanti mereka akan dihukum oleh Allah sendiri. Selama waktu itu belum terjadi mereka ingin tetap tinggal di daerah tersebut. Gerasa kalau tidak salah sudah di luar batas daerah Israel pada waktu itu. Kemungkinan penduduk di sana masih menyembah berhala.

Tuhan Yesus sepertinya sudah merencanakan bahwa orang yang dirasuki Legion akan dijadikan pewarta Injil di daerah sepuluh kota. Orang tersebut akan menjadi saksi mata yang diperbuat Tuhan, betapa Tuhan telah mengasihinya dengan cara yang mengherankan.Tuhan Yesus lebih berpihak kepada satu orang untuk diselamatkan dari belenggu iblis, daripada ratusan bahkan ribuan babi.

Dalam pemahaman penulis, sepertinya kita diajar bahwa persembahan yang paling tinggi kepada Allah, apabila kita bisa membawa satu jiwa saja kembali ke pangkuan Tuhan. Mungkin kembali ke awal ajaran, dimana Tuhan Yesus sangat merindukan pertobatan dari semua orang. Bertobat dan percaya kepada Injil. Sang Penebus sudah datang dan berkarya menyampaikan kabar gembira. Semua orang diajak untuk berubah dan ikut bersama Dia menuju kerajaan damai yang tiada habisnya.

Mungkin kelakuan kita hampir sama dengan orang-orang Gerasa. Kita lebih cenderung untuk mempertahankan ternak kita yang dapat menghasilkan uang, daripada disuruh mengurusi orang gila atau yang kerasukan. Apa jadinya kalau semua roh jahat merasuki semua binatang piaraan, dan menerjunkan diri ke danau. Habislah kekayaan yang selama ini dipelihara. Maka Tuhan Yesus diminta untuk meninggalkan daerah mereka, agar jangan sampai membuat kerugian. .

Para murid mendapat pelajaran baru bahwa kuasa Tuhan Yesus bukan hanya untuk orang-orang di daerah Israel saja. Perjalanan berlayar pada hari itu ke Gerasa, arah timur danau Galilea berarti keluar dari wilayah Galilea pada waktu itu. Kemungkinan orang-orang Gerasa malah belum mengenal Allah Yang Tunggal, seperti orang Yahudi. Dan Tuhan Yesus datang ke daerah tersebut hanya untuk menyembuhkan orang kerasukan, serta menjadikan saksi Kristus di daerah timur sampai sepuluh kota.

Dalam perenungan penulis, Tuhan Yesus lebih menekankan bahwa Allah itu ada. Kita semua diminta untuk percaya bahwa Sang Mahapencipta itu benar-benar ada dan selalu berkarya. Allah yang turun ke dunia pada waktu itu adalah Tuhan Yesus sendiri yang menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia. Kita semua diminta dengan sangat penuh kerinduan, agar bangkit dari tidur dan berubah, melangkah menuju kebenaran dan kebaikan yang diungkapkan melalui perbuatan nyata. Seperti orang yang kerasukan di atas, ia tidak menjadi pengikut Kristus secara langsung, tetapi malah langsung diutus menjadi saksi Kristus bahwa Yesus adalah Tuhan, yang mengasihi semua manusia.

Yesus membangkitkan anak Yairus
5:21. Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, 5:22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." 5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Kita bisa melihat bagimana Tuhan Yesus begitu gampang tersentuh oleh belas kasihan kepada orang yang membutuhkan. Seorang kepala rumah ibadat sampai tersungkur di depan kaki-Nya, yang menandakan betapa dia sangat membutuhkan pertolongan. Hanya orang-orang yang percaya saja yang sampai berbuat seperti itu. Sebagai kepala sinagoga, mestinya dia termasuk orang yang dihormati dan disegani. Namun dengan kepasrahannya, dia mempercayakan anak gadisnya kepada Tuhan Yesus. Kepercayaannya diungkapkan dengan menyungkurkan diri di depan kaki Tuhan Yesus. Mungkin Tuhan Yesus hanya berucap singkat, :”Aku mau, ayo berangkat.”

Mungkin ini tahapan pengajaran rohani yang lebih tinggi bagi para murid. Biarlah para murid semakin bertanya-tanya dalam hatinya dan semakin percaya bahwa Gurunya bukan manusia biasa seperti orang kebanyakan. Kepala rumah ibadat yang mestinya ahli dalam hal rohani, menyerah dan angkat tangan dan akhirnya hanya pasrah kepada belas kasihan Tuhan Yesus. Jika para murid dari awal sudah tahu dan mengerti bahwa Sang Guru adalah Allah sejati, jangan-jangan dalam bergaul dengan Dia malah kagok. Kita bisa membayangkan kalau kita berjalan bersama dengan Allah, mungkin kita akan bingung dan salah tingkah bagaimana harus bersikap. Yang Mahatahu bersama kita dan kasat mata, pasti melihat kebobrokan kita, kelemahan kita dan tidak bisa kita sembunyikan. Mungkin untuk bicara saja tidak bisa keluar, apalagi kesombongan diri yang selama ini kita pertahankan.

Yesus menyembuhkan perempuan yang sakit pendarahan
5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 5:28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. 5:30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" 5:31 Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"
5:32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 5:33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"
Jika sebelumnya banyak orang disembuhkan karena Dia pegang atau dengan cara lainnya, kiranya agak berbeda dengan iman seorang perempuan yang menderita pendarahan. Dia bahkan percaya bahwa hanya dengan menjamah pakaian Tuhan Yesus, maka akan sembuh. Perempuan tersebut percaya bahwa kekuatan kuasa Tuhan Yesus bisa memancar keluar. Bukan sebatas sampai ke sandangan yang dipakai, namun bisa lebih dari itu yang terpancar tanpa batas.

Iman yang sebesar itulah yang menyelamatkan dan kemudian menyembuhkan. Sepertinya daya kuasa Tuhan Yesus itu begitu lentur, tergantung kepada iman setiap orang. Semakin seseorang mengimani Allah, maka semakin kuatlah dia karena daya kuasa Tuhan semakin melimpah. Iman yang semakin kecil dan disimpan saja malah sebaliknya, iman tersebut bahkan bisa menguap seperti embun pagi diterpa daya panas matahari.

Kita mendapatkan pengajaran baru, bahwa iman yang kuat harus diungkapkan dengan perbuatan nyata agar berbuah. Kita bisa membayangkan bagimana perempuan tersebut berusaha dengan keras, berdesak-desakan dengan orang lain. Dalam kesakitannya, dia tetap berusaha mengungkapkan imannya dengan cara bagaimana harus bertemu Tuhan Yesus. Kalau tidak bisa bertatap muka, paling tidak bisa menjamah jubah-Nya saja sudah cukup. Dengan niat yang kuat untuk bertemu Tuhan, ia tidak akan menyerah dan mempedulikan ocehan, gerutuan ataupun komentar orang lain. Yang penting harus bertemu Tuhan Yesus sendiri. Doa saja belum cukup jika tidak diiringi dengan tindakan nyata, bangkit berdiri dan melangkah ke tujuan.

5:35. Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" 5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" 5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. 5:38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 5:39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" 5:40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 5:43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Kita bisa membayangkan bagaimana kagetnya Yairus begitu mendengar bahwa anaknya sudah meninggal. Tetapi perkatan Tuhan Yesus membuatnya heran, namun memberikan harapan yang tidak bisa terucapkan dengan kata-kata. Ia diminta untuk percaya dan jangan takut. Pasti ada sesuatu yang akan dilakukan oleh Tuhan Yesus, entah apa itu. Paling tidak mesti akan mendoakan anaknya. Tuhan Yesus hanya mengajak ketiga murid terpilih untuk menemani dan menerima pengajaran baru. Mukjizat lain yang lebih membuat takjub sebentar lagi akan mereka lihat dan alami.

Tuhan Yesus, Petrus, Yakobus, Yohanes, bapak ibu dari anak yang sakit masuk ke kamar anak tersebut. Mungkin semuanya memperhatikan apa yang diperbuat Tuhan Yesus kepada anak itu. Tidak dijelaskan apa saja yang dilakukan Tuhan Yesus sewaktu berada di dalam kamar itu. Tuhan Yesus bagaikan seorang bapak yang membangunkan anaknya, memegang tangannya dan berkata :”Hai gadis, bangunlah!” dengan suara yang penuh kasih. Hebatnya, anak gadis tersebut menggeliat dan bangun seperti baru bangun tidur yang agak lama.

Mukjizat menyembuhkan, mengusir setan sampai meredakan angin ribut dan gelombang sudah dialami para murid. Hal tersebut sudah sangat mengagumkan dan mencengangkan. Sekarang Gurunya membangkitkan seorang anak gadis yang sudah dianggap mati. Ini sudah mukjizat yang bukan main besarnya, rasanya belum pernah mendengar dan mengalami hal yang seperti ini. Guru-nya jika tanpa kuasa Roh Kudus rasanya tidak mungkin bisa berbuat seperti itu. Menghambat datangnya kematian yang sudah ditetapkan oleh Allah, rasanya tidak ada orang yang mampu. Yang mampu mestinya Allah sendiri, karena hanya Dialah yang empunya kehidupan ini. Apapun yang tidak mungkin bagi manusia, segala mungkin bagi Allah yang mahakuasa.

Pada zaman sekarang ini, orang masih bisa mengatakan bahwa anak gadis tersebut sedang mati suri. Dia belum mati beneran, rohnya saja untuk sementara waktu keluar dari tubuhnya. Penulis tidak tahu persis bagaimana keadaan orang yang mati suri. Apakah tubuhnya masih tetap hangat seperti orang tidur, ataukah betul-betul sudah dingin seperti orang yang sudah mati. Biarlah ini urusan orang-orang yang ahli di bidangnya. Tetapi pada waktu itu sudah banyak orang yang menyaksikan sendiri bahwa si anak perempuan sudah tidak bernafas. Dan pengalaman mereka mengajarkan bahwa anak itu sudah mati. Maka mereka bisa mencemooh Tuhan Yesus yang pada waktu itu belum melihat sendiri.

Pengalaman menyaksikan mujizat yang begitu besar dan mengherankan, rasanya akan sulit untuk disimpan di dalam hati saja. Ada suatu getaran yang menggerakkan, seolah-olah menyuruh agar segera disampaikan kepada orang lain. Kemungkinan besar mereka saling berkomentar, saling menyampaikan pendapat dari penglihatan yang selama ini belum pernah mereka alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar