Jumat, 11 Desember 2009

Memahami Lukas Bab21

Bab 21- Persembahan. Penderitaan dan Nubuat Keruntuhan Yerusalem
Persembahan Janda Miskin
21:1. Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. 21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. 21:3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. 21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Betapa Tuhan Yesus berpihak kepada janda miskin yang memberi lebih banyak dari pada orang lain. Kita bisa membayangkan persembahan seratus rupiah pada saat ini begitu tak bernilai bagi pandangan umum. Namun seratus dua ratus rupiah bagi si miskin pasti punya nilai tersendiri. Dari seratus duaratus yang dikumpulkan yang menjadi nafkah hidupnya, apabila dipersembahkan pasti ada sesuatu yang kurang dan tidak utuh. Prosentasi persembahan yang diberikan bernilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan segala miliknya. Mereka tidak bisa membayangkan betapa banyaknya uang dalam jumlah jutaan atau miliaran rupiah.

Mari kita bayangkan bahwa ada seorang miskin yang mau memberikan persembahan. Uang yang dimiliki hanya berjumlah sepuluh ribu rupiah, dan dia persembahkan yang seribu rupiah. Kita juga memberikan persembahan sebesar duapuluh lima ribu rupiah dengan tulus ikhlas. Dalam dompet kita masih berisi uang lima lembar ratusan ribu. Duapuluh lima ribu rupiah jelas lebih besar dari yang hanya seribu rupiah, duapuluh lima kali lipat. Si miskin memberi sepersepuluh miliknya, sedangkan kita memberi hanya seperduapuluh kurang.

Bagaimana dengan penulis? Sangat benar bahwa hanya memberikan persembahan dari kelebihan, yang sebenarnya amat sangat kecil sekali dibandingkan dengan semua harta benda yang dimiliki. Kita akan selalu beralasan bahwa persembahan itu kan sudah cukup besar dibandingkan dengan pada umumnya. Kan masih ada keperluan lain yang membutuhakan dana dan harus dibayar.

Persembahan yang pantas dan ikhlas memang sangat relatif yang tidak bisa diperdebatkan dengan mudah. Dalam hal ini Tuhan Yesus hanya ingin mengetuk hati kita untuk merenungkan apakah perkataan-Nya keliru atau benar. Jika perkataan-Nya kita anggap benar, bagaimana tindak lanjutnya. Apa yang akan kita lakukan?

Kita diajar untuk tidak pelit, karena semua kepunyaan yang kita miliki berasal dari Dia. Kita diajar untuk tidak kuatir akan hidup kita di dunia ini, walaupun telah memberikan derma cukup besar. Jika kita renungkan dalam-dalam, sewaktu masih muda, apakah yang kita miliki? Kekayaan? Jangan-jangan karena warisan orang tua, sejak muda sudah kaya raya. Namun kalau kita melihat dari pekerjaan yang kita lakukan, kita mestinya akan menerima upah yang sesuai dengan hasil kerja kita. Hasil jerih payah ini yang kita kumpulkan dan pada waktunya untuk membeli segala macam. Karena berderma, kita tidak akan bangkrut seperti mulai dari nol lagi. Akan sangat berbeda kalau kita terkena musibah, yang bisa memunahkan segalanya.
Bait Allah akan diruntuhkan
21:5. Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: 21:6 "Apa yang kamu lihat di situ--akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
Sekali lagi Tuhan Yesus meramalkan atau lebih cocok menubuatkan, atau malah meyakinkan apa yang akan terjadi sebentar lagi. Beberapa puluh tahun kemudian Bait Allah akan luluh lantak rata dengan tanah. Tinggal sejengkal saja tembok yang berdiri tersisa, dan dikenal sebagai Tembok Ratapan. Kita bisa berkata karena sudah terjadi.

Pada saat itu pasti semua orang bingung berpikir, apa yang dimaksud dengan perkataan tersebut. Apakah itu suatu ramalan kejadian ataukah suatu ungkapan terselubung, atau masih ada maksud lain yang tersembunyi. Daripada bingung memikirkan dan tidak tahu apa jawabannya, ya disimpan dalam hati saja. Paling-paling ya kita lihat saja nanti apa dan bagaimana perkembangannya, apabila masih bisa mengalami kejadian tersebut.

Bagaimana dengan Bait Allah di dalam hati kita? Hanya kita sendiri yang tahu. Tuhan mengharapkan agar kita menyiapkan singgasana di dalam hati kita, dimana Roh-Nya yang kudus meraja. Jiwa, hati dan akal budi kita menjadi hamba-Nya, yang seharusnya taat kepada Sang Raja. Kita bisa menyebutnya sebagai Bait Allah kecil dan menjadi pusat pemerintahan yang rohani. Apakah akan kita pertahankan ataukah kita biarkan dihancurkan oleh mereka yang ingin menjajah kita?

Sang raja kegelapan dunia yang ingin menjajah, biasanya mempengaruhi akal budi ini melalui panca indera kita. Dengan pintarnya dia membujuk melalui rasa yang diterima indera, betapa indah dan nikmatnya duniawi ini. Tanpa bosan secara pelan menyentuh emosi, mengapa mau menjadi hamba. Geserlah yang duduk di singgasana itu sedikit demi sedikit makin ke pinggir. Penguasa dunia ini berkata :”Hai Akal Budi, engkau tidak usah berdialog dengan Hati dan Jiwa. Mereka berdua itu menjadi batu sandunganmu untuk berkuasa.”

Dan hebatnya Penguasa Dunia, dia bisa mempengaruhi dengan segala macam cara, dari yang sederhana sampai yang ilmiah kelas tinggi. Mungkin disinilah misteri Tuhan Yesus mengatakan bahwa pewartaan-Nya malah tersembunyi bagi orang pandai dan orang bijak, namun dinyatakan kepada orang sederhana.
Permulaan Penderitaan
21:7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?" 21:8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. 21:9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."
Mungkin kita bisa menangkap isyarat tentang terjadinya peperangan dan pemberontakan. Dalam keadaan terjajah maka muncullah segala macam issue atau gosip untuk menuju ke kemerdekaan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka segala macam perlu ditempuh, termasuk memanfaatkan agama maupun kepercayaan yang ada. Mereka diingatkan untuk selalu waspada, jangan sampai disesatkan. Pada saat itu akan muncul mesias-mesias palsu yang memanfaatkan situasi. Mereka tetap tidak percaya kepada Tuhan Yesus Sang Mesias asli. Hal ini menyiratkan bahwa kejadian tersebut akan terlaksana setelah Tuhan Yesus sudah tidak bersama para murid, mekrad kembali ke surga mulia.

Karena tidak percaya akan Yesus Kristus, maka sampai sekarangpun bangsa Israel yang beragama Yahudi masih tetap menantikan datangnya Mesias. Entah Mesias yang seperti apa yang mereka nantikan tersebut. Penulis tidak tahu apakah hal tersebut hampir sama dengan penantian akan datangnya imam mahdi ataupun ratu adil di dalam tradisi kita.

Karena pemberontakan ingin merdeka dari penjajahan, maka akan datanglah pembalasan yang lebih kejam dari tentara bangsa Romawi. Peperangan tersebut yang meluluh lantakkan Israel, sehingga tercerai berai. Yerusalem dengan Bait Allahnya hancur lebur berserakan.

21:10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, 21:11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. 21:12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. 21:13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. 21:14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. 21:15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. 21:16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh 21:17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. 21:18 Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
Dalam pemahaman penulis, Tuhan Yesus berbicara lebih jauh lagi ke masa depan. Akan terjadi peperangan dahsyat yang menewaskan ribuan orang demi suatu pengakuan kekuasaan. Zaman itu sepertinya menuju zaman peperangan dimana-mana, mungkin setingkat dengan perang dunia atau bahkan lebih bengis lagi. Bangsa bangsa dan kerajaan saling berperang, menjelajah kemana-mana, saling menaklukkan. Bangkai-bangkai manusia bergeletakan dimana-mana tidak ada yang menguburkan. Mungkin dari hal tersebut dampaknya muncul penyakit sampar, pes yang menular dan mematikan. Cangkul dan bajak diolah kembali menjadi alat perang. Tanah pertanian terinjak-injak tak terurus yang menurunkan produksi pangan. Dampaknya terjadi kelaparan global yang menghantui semua penduduk. Kengerian itu masih diperparah oleh kejadian-kejadian hebat gempa bumi, fenomena dahsyat dari langit dan yang lainnya. Mungkin pada saat tersebut banyak orang yang mengira bahwa kiamat sudah dekat.

Kematian begitu banyak orang yang tak terhitung jumlahnya, apalagi kematian bukan karena perang, membuat semua penguasa bingung. Dari mana datangnya kematian tersebut? Kemungkinan besar pada waktu itu para ahli agama dan kepercayaan, para ahli nujum dan sejenisnya mulai didengar kesaksiannya. Dengan sendirinya peperangan akan berhenti tanpa dikomando untuk beberapa waktu. Mungkin sejarah hanya mencatat bahwa ada jedah peperangan antar bangsa, yang tidak begitu jelas mengapa terjadi demikian.

Sewaktu para rasul mulai berkarya mewartakan kabar gembira, hal mengerikan tersebut mungkin sedang akan terjadi. Namun mereka sudah diberitahu bahwa akan ada penganiayaan dan bahkan kematian yang akan mereka alami. Pada saat itu mereka akan berkesempatan untuk bersaksi kepada para raja dan penguasa. Mereka diajar untuk tidak usah mereka-reka atau menyiapkan argumentasi pembelaan. Biarlah Roh Kudus yang menguasai seluruh hati jiwa dan akal budi, sehingga Dia bisa berkarya dengan kata-kata hikmat. Siapa yang bertahan akan memperoleh hidup, yang tidak bisa mati lagi.

Jelas banyak orang dan mungkin penguasa yang tidak setuju dengan ajaran Tuhan Yesus. Ajaran kasih yang lebih berpihak dan peduli kepada orang miskin dan sederhana menjadi tidak populer. Kehidupan yang kita hadapi dari dahulu sampai sekarang sepertinya tidak berubah. Saling berebut dan saling menyikut agar bisa di depan sudah menjadi bagian hidup. Kalau perlu memakai ilmu katak yang menekan ke bawah agar bisa meloncat ke atas.

Sepertinya harus ada rekayasa sedemikian rupa, agar ajaran-Nya dapat diterima di dunia ini. Paling tidak bisa mencerminkan adanya keseimbangan antara yang rohani dan duniawi. Yang rohani didahulukan, kemudian yang duniawi tidak diabaikan. Bukan sebaliknya, yang duniawi diprioritaskan yang rohani tidak dilupakan.

Jika kita renungkan dalam-dalam mengapa mereka atau bahkan kita sekarang ini, dibenci oleh kelompok lain yang tidak sepaham; Jawabnya hanya sederhana, karena yang dibenci itu sebenarnya Yesus Kristus sendiri yang menjadi juru selamat kita. Coba kalau kita tidak menjadi pengikut Kristus dan menjadi sepaham dengan mereka, jangan-jangan malah akan dielu-elukan dan dihormati.
Tentang runtuhnya Yerusalem
21:20. "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. 21:21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, 21:22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. 21:23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, 21:24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."
Ramalan Tuhan Yesus tentang bangsa Israel, dengan segalanya tanda-tandanya sudah disampaikan. Bangsa yang tidak mengenal Allah salah satunya adalah bangsa Romawi. Bala tentaranya bisa jadi dari segala macam bangsa, anggaplah sebagai tentara bayaran. Kita bisa membayangkan bagaimana bala tentara yang begitu kuat menggilas bangsa Israel yang begitu rapuh karena kesombongannya.

Mengungsi dan melarikan diri dalam kepanikan, bagi rakyat biasa benar-benar neraka yang menyesakkan. Yang paling celaka adalah ibu-ibu hamil dan sedang menyusui. Kita bisa membayangkan bagaimana kacau balau dan paniknya mereka, saat akan mengungsi atau melarikan diri dari tentara Romawi. Hari pembalasan terhadap kelakuan mereka akan tiba bagaikan kiamat, mungkin muncul pemikiran bahwa murka Tuhan sudah tidak dapat dihalangi. Mereka akan tercerai berai tidak karuan, melarikan diri, mengungsi ataupun menjadi tawanan dan dijadikan budak. Namun pada saatnya nanti, pasti penindasan itu akan berakhir juga, entah sampai kapan.

Kita bisa membaca sejarah tentang runtuhnya kejayaan bangsa-bangsa, termasuk dinasti Romawi sampai dinasti kaum Monggol. Sepertinya tiada hari tanpa peperangan, kejayaan dan keruntuhan yang selalu berulang-ulang, silih berganti. Kita juga pernah mendengar cerita tentang perang dunia pertama maupun kedua. Perang dan perang, mulai dari perang batin, tawuran, perang antar suku sampai perang antar bangsa. Perang secara halus tidak terasa sampai perang berdarah-darah. Dan semuanya itu pasti tidak dikehendaki oleh Allah, yang selalu mengajarkan kasih dan kasih. Termasuk perang yang mengatas- namakan agama maupun asma Tuhan Yesus itu sendiri. Salah satu akar penyebab perang itu sendiri pasti bersumber dari ego keinginan lebih yang cenderung serakah. Bukan masalah agama ataupun kepercayaan, namun sebagai pemicu memang keyakinan bisa menjadi bahan bakar yang mujarab. Mau dibungkus atau dikemas dengan cara apapun, ya silahkan saja. Dan nyatanya ya sah-sah saja di dunia ini serta malah dibesar-besarkan karena bisa mempengaruhi massa yang sealiran.

Kita mungkin hanya bisa membayangkan saja bagaimana megahnya Yerusalem dan Bait Allah-nya pada waktu selesai dibangun oleh Salomo. Setelah pembuangan orang Yahudi ke Babel, isi Bait Allah pasti sudah banyak berubah karena penjarahan dan pencurian. Zaman sekarang ini yang bisa kita lihat hanya tembok sisa peninggalan dan sering disebut sebagai Tembaok ratapan.
Kedatangan Anak Manusia
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."
Penulis bingung dengan kalimat selanjutnya. Sepertinya Tuhan Yesus berbicara tentang zaman akhir dunia. Tanda-tanda dahsyat dari matahari bulan bintang dan bumi sepertinya menunjukkan tanda kiamat. Jika matahari, dan bintang-bintang berulah aneh tidak seperti biasanya, pasti akan mempengaruhi gerak bumi dan bulan. Mungkin yang paling terasa adalah perubahan gerak air laut dan gempa bumi yang dahsyat. Seperti apa itu, penulis tidak bisa membayangkan. Tuhan Yesus sendiri akan datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan. Siapa yang bisa bangkit dan mengangkat wajahnya akan diselamatkan.

Jika hal ini bercerita tentang kiamat dunia, rasanya kita akan sulit bahkan tidak mungkin untuk membayangkan dan memperkirakan kapan terjadinya. Kata-kata Tuhan Yesus sudah lebih dua ribu tahun yang lalu diucapkan. Sudah berapa generasi yang dilewati sampai sekarang ini. Maka yang lebih gampang untuk dicerna adalah kiamat pribadi yang akan kita alami masing-masing.

Jika penulis renungkan, jangan-jangan kitapun akan mengalami ketakutan menghadapi kematian kita. Dan kematian tersebut pasti terjadi, entah kapan atau dengan cara bagaimana kita tidak tahu. Banyak hal dan alasan yang membuat kita takut dan kawatir, kalau mati kemudian bagaimana. Mungkin, yang paling baik adalah berjaga-jaga dan mempersiapkan diri, bagaikan besok kita akan mati. Mempersiapkan dan memperbanyak harta rohani yang selalu melekat dalam diri kita, sehingga kapanpun dipanggil akan selalu siap. Yang jelas bukan hal yang mudah, karena sekecil apapun sering muncul kebimbangan. Masih bisakah melihat Anak Manusia yang datang, dan mampukah untuk bangkit menatap Wajah-Nya dan mengulurkan tangan menyambut Tangan-Nya?

Mungkin kita pernah merasakan yang namanya sakit kepala sampai berkunang-kunang. Pandangan kita sepertinya melihat bagaimana bintang-bintang berjatuhan, langit berputar seakan terbalik-balik. Bumi yang kita pijak bagaikan gempa bumi, bergoyang tidak karuan, bagaikan di atas kapal ditengah laut yang bergelora. Pada saat seperti itu mungkin yang terpikir adalah bahwa kiamat diri sudah dekat, kemudian segalanya menjadi gelap. Apabila kita sudah bisa sadar kembali, kita dapat bercerita pengalaman tersebut seperti apa. Versi ceritanya bisa bermacam-macam, tergantung pengalaman masing-masing.
Perumpamaan tentang Pohon Ara
21:29. Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. 21:30 Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. 21:31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. 21:32 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. 21:33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
Dalam pemahaman penulis, kita diajar untuk bisa melihat tanda-tanda zaman yang mengisyaratkan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Angkatan atau era ini tidak akan berlalu sebelum semuanya terjadi, dan ini cukup membingungkan penulis.

Pertama, firman Tuhan Yesus ditujukan kepada bangsa Israel pada waktu itu. Angkatan yang mengenal Tuhan Yesus secara langsung tersebut akan mengalami keruntuhan bangsanya. Banyak yang akan mati binasa, entah dalam peperangan ataupun penganiayaan hebat. Yang sadar dan mau bertobat, mengakui ke-Allah-an Tuhan Yesus, akan bisa merasakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Musim panas sudah dekat mungkin bisa diibaratkan saat yang mulai memanas antara yang dijajah dengan yang menjajah. Tinggal menunggu waktu kapan peperangan akan dimulai dan meledak. Yang mendengarkan sabda ini pasti akan teringat, bahwa hal tersebut sudah pernah dikatakan.

Kedua, firman Tuhan Yesus ditujukan kepada kita sekarang ini. Secara pribadi mungkin kita pernah merasakan dan mengalami yang namanya perang batin hebat. Perang antara mengikuti ajaran Tuhan dengan melawan ajaran-Nya. Perang antara hati jiwa dengan akal budi, sebelum mereka bisa berdamai. Perang antara mengikuti nafsu dengan melawan nafsu, dan masih banyak perang yang lain. Pada saat peperangan tersebut, sebenarnya Kerajaan Allah sudah dekat. Dia begitu dekat dengan kita, namun kita belum bisa merasakan kehadiran-Nya.

Ketiga, firman Tuhan yang ditujukan kepada kita dan lebih pribadi sekali. Perang sewaktu menghadapi sakratul maut. Secara umum, pasti banyak orang akan mengalami ketakutan dan kengerian, apabila akan dipanggil Tuhan. Perang pungkasan antara mau bertobat, mengakui segala macam kesalahan, atau tidak usah mengakui karena merasa sudah cukup baik selama hidup. Siapa yang bisa melihat Anak Manusia, akan bangkit menengadah dan mengulurkan tangan untuk menyambut Dia, berarti keselamatan akan diraihnya. Rohnya bangkit meninggalkan badan wadag, mengikuti Dia dan masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Langit dan bumi boleh berlalu, tetapi firman-Nya tidak akan berlalu. Firman-Nya berlaku sampai akhir zaman, yang akan dialami oleh setiap angkatan, setiap orang.
Nasihat supaya Berjaga-jaga
21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. 21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
21:37 Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun. 21:38 Dan pagi-pagi semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Allah untuk mendengarkan Dia.
Dalam pemahaman penulis, jerat adalah sesuatu yang bagaikan perangkap dan harus diwaspadai karena mengakibatkan tidak bisa lolos apabila masuk ke dalamnya. Di sekitar atau malahan di dalam jerat pasti ada sesuatu yang menarik, bahkan bisa kebalikannya tidak menarik sama sekali tergantung cara pandang kita.

Untuk menghadapi hal tersebut di atas, kita diajar untuk selalu berjaga-jaga dan berdoa dengan sepenuh hati jiwa dan akal budi. Kuasa doa adalah suatu misteri yang memberi kekuatan dahsyat. Kekuatan untuk terbebas dari jerat, kekuatan untuk tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Kita diajar untuk berdiri tegak dan percaya diri, seperti seseorang yang akan diinterogasi, karena memang tidak berbuat keliru. Selama tidak berbuat salah dan keliru, apa yang harus ditakuti? Akan sangat berbeda jikalau memang kita akui di dalam diri sendiri, bahwa memang berbuat salah. Apalagi jika kesalahan tersebut disaksikan oleh orang lain. Bahasa tubuh, rona wajah, pandangan mata maupun bicara mulut ini akan sangat sulit untuk diajak kompak berdusta. Jangan-jangan yang terjadi merasa mual sakit perut, malahan pingsan menggelosor.

Apabila hari Tuhan datang kepada kita, kita sudah siap sedia menyambutNya, tidak tersipu-sipu jengah dan salah tingkah. Tidak seorangpun penduduk bumi ini bisa terlepas dari harinya Tuhan, yang akan luput dari kematian. Dalam peziarahan hidup ini kita diajar untuk selalu setiti ngati-ati selama lumaku tumuju. Dalam perjalanan akan banyak dijumpai hambatan, halangan, tidak rata, naik turun dan berkelok-kelok. Dan semuanya itu tetap harus ditempuh, agar bisa sampai ke tujuan akhir yang didambakan. Itulah peziarahan hidup yang memang harus dilewati, dan tidak boleh menyerah walaupun sulit dan menderita. Jer basuki mawa beya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar