Selasa, 01 Desember 2009

Memahami Markus Bab16

Bab 16 - Kebangkitan

Kebangkitan Yesus
16:1. Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. 16:2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. 16:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?"
16:4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. 16:5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, 16:6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. 16:7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."
16:8 Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.
Para perempuan yang begitu setia kepada Tuhan Yesus sudah menyediakan minyak dan rempah-rempah. Hari Minggu pagi mereka sudah siap dan berangkat ke kubur Tuhan Yesus. Penulis tidak tahu kemana para murid laki-laki, sehingga para perempuan tersebut kebingungan bagaimana nanti cara menggulingkan batu penutup kubur. Apakah mereka masih ketakutan untuk keluar dari persembunyiannya?

Kita bisa merasakan bagaimana perempuan yang setia, yang mencintai, sangat peduli kepada yang disayangi. Mereka sering melupakan kebutuhan dirinya sendiri dan mendahulukan keinginan orang lain demi cintanya. Bagaimana ibu-ibu pagi-pagi sekali sudah bangun dan sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk suami dan anak-anaknya.

Pada saat tertentu perempuan membutuhkan bantuan laki-laki karena memang hal tersebut menjadi kewajiban pria, sesuai kodratnya. Mungkin, secara umum perempuan akan mendahulukan perasaannya, kemudian spontan melakukan sesuatu untuk memanjakan rasa tersebut. Di tengah perjalanan baru teringat bahwa ada sesuatu yang harus dilakukan oleh laki-laki. Umumnya laki-laki yang merasa sebagai pemimpin, kepala keluarga, masih adem ayem, menunggu dengan santai. Apabila diperlukan dan diminta tolong baru bangkit bergerak bagaikan dewa.

Namun alangkah kagetnya ketika para perempuan melihat bahwa batu penutup kubur sudah terguling. Pasti ada orang yang sudah menggulingkan batu tersebut. Namun siapakah mereka yang telah mendahuluinya? Yang mereka lihat hanya seorang muda berjubah putih bersih dan duduk di batu pembaringan jenasah di tempat kaki. Pemuda itu sepertinya memang sedang menantikan kadatangan para perempuan dan diperkirakan seorang malaikat Tuhan.

Dalam benak penulis, para perempuan tersebut begitu dekat dengan Tuhan Yesus. Penulis merasa yakin bahwa merekapun mendapatkan pengajaran lebih dari Tuhan Yesus sendiri. Hanya karena kodratnya sebagai perempuan dan adat yang berlaku pada waktu itu, mereka sudah puas bisa menjadi pendamping dan melayani Sang Guru dan para murid-Nya. Pasti ada suatu karisma yang merasuk dalam ke hati sanubari mereka, sehingga mereka tetap teguh dan setia kepada Sang Guru, walaupun sudah wafat. Merekalah yang mendapatkan kehormatan untuk bertemu malaikat Tuhan pertama kali dan mendapat kabar gembira tersebut. Mungkin kita bisa membayangkan bagaimana perasaan para perempuan tersebut pada waktu itu. Antara bingung, kaget, bimbang, gembira, tanda tanya dan berbagai perasaan lain bercampur menjadi satu.

Sang Mesias sudah bangkit mengalahkan kematian. Semua dosa, kesalahan dan kelemahan yang sebelumnya Dia panggul sebelum wafat-Nya, Dia kubur, dimasukkan ke dasar bumi dan ditinggalkan di sana. Dia bangkit dengan penuh kemuliaan, karena semua tugas dari Allah Bapa telah diselesaikan dengan sempurna.

Tuhan Yesus telah menunggu para murid-Nya di Galilea. Sekarang Dia bebas menggunakan kuasa-Nya untuk menembus batas ruang dan waktu serta yang lainnya. Kelihatannya Petrus memang sudah dipersiapkan secara khusus, walaupun dengan segala kekurangannya. Petrus yang berani masuk ke rumah Imam Besar dan menyangkal-Nya, telah tobat menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati. Dia yang menyesali dengan tangisan tersedu-sedu malah bisa meneguhkan iman saudara-saudaranya. Mereka pasti ingat akan pesan yang sebelumnya masih tanda tanya, bahwa Dia akan bangkit dan mendahului ke Galilea.

Yesus beberapa kali menampakkan diri dan pengutusan
16:9. Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. 16:10 Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. 16:11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. 16:12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. 16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya.
Kelihatannya cerita ini tidak berurutan yang seharusnya ditulis di depan. Maria Magdalena yang digambarkan pernah kerasukan tujuh setan dan dibebaskan, mendapat kehormatan pertama bertemu dengan Tuhan Yesus setelah Dia bangkit. Kerasukan tujuh setan bisa diterjemahkan betapa dosa dan buruknya kelakuan Maria Magdalena sebelum bertemu Tuhan Yesus. Penulis tidak tahu apakah dia yang akan dirajam dilempari batu orang Yahudi sampai mati namun tidak jadi, ataukah orang lain lagi. Seorang perempuan yang berasal dari desa Magdala dimana nama Maria begitu umum.

Perempuan yang karena sejarah, budaya dan kodratnya tidak sebebas laki-laki. Mereka tidak bisa bebas berkarya seperti pada umumnya laki-laki. Mereka sudah merasa puas bisa ambil bagian dalam karya keselamatan, walaupun cukup di belakang layar. Tanpa perempuan mungkin para murid malah kerepotan menyediakan keperluan sehari-hari. Mungkin pandangan Allah berbeda dengan cara pandang kita dan nyatanya perempuan dahulu yang ditemui-Nya sebelum bertemu para rasul.

Kemudian dua orang murid yang pergi ke Emaus juga bertemu dengan Tuhan Yesus di perjalanan, yang disadari sewaktu perjamuan makan malam. Maria Magdalena dan kedua murid menceritakan pengalaman bertemu dengan Tuhan Yesus namun tidak dipercaya. Apa mungkin orang mati yang tubuhnya hancur lebur begitu bisa hidup kembali? Mungkin Tuhan Yesus memberi pengajaran tidak langsung kepada para rasul-Nya, sampai seberapa jauh iman mereka, sebelum mengalami sendiri.

Di zaman sekarangpun sering kali kita tidak percaya akan pengalaman rohani seseorang yang bertemu dengan yang kudus. Yang kudus bisa berarti Tuhan sendiri, Bunda Maria, Santo Yusuf, malaikat atau para kudus yang lain. Mungkin saja Tuhan mengutus salah satu pilihan-Nya untuk menemui seseorang dengan maksud tertentu. Bisa jadi pesan-pesan yang diterima sifatnya pribadi, namun mungkin juga pesan untuk umum dan dunia. Yang kudus mungkin saja berasal dari latar belakang kepercayaan atau agama yang berbeda dengan kita.

Penulis merasa yakin, jika penulis bercerita tentang pengalaman rohani bertemu dengan yang kudus, pasti hampir semua orang tidak akan percaya. Jika ada yang percaya, pastilah orang tersebut termasuk golongan orang yang sederhana dan orang kebanyakan. Penulis sendiri setuju apabila gereja begitu berhati-hati untuk tidak langsung percaya, namun juga tidak langsung menghakimi, seperti para ahli Taurat dan kaum Farisi. Para hierarki perlu merenung dengan hati bersih dan melihat buah-buah yang dihasilkan dari penampakan tersebut. Hati-hati bahwa menghujat Roh Kudus merupakan dosa yang tidak terampunkan. Roh Kudus bisa saja mengutus roh seseorang yang sudah berada di papan minulya untuk menemui seseorang yang dipilih-Nya.

Tuhan Yesus yang juga Allah sendiri begitu mahakuasa, dan Dia bisa berbuat apa saja sesuai dengan kehendak-Nya. Nyatanya bukan para rasul yang memperoleh karunia penampakan lebih dahulu, malahan seorang perempuan yang sebelumnya dianggap penuh dosa. Kehendak Allah sering mencelikkan kita dan tidak sesuai dengan pemikiran kita. Dan konyolnya, sering kali kita seolah-olah yang malah mengatur Allah, mestinya begini dan begitu.

16:14. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Kita bisa menangkap betapa Tuhan Yesus begitu sedih, yang diungkapkan dengan mencela ketidakpercayaan para murid pilihan. Para murid pilihan tetaplah manusia biasa yang masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Beruntunglah bahwa Tuhan Yesus begitu memaklumi dan sabar akan kelakuan para murid-Nya. Apapun yang dipersiapkan Tuhan pasti akan terlaksana, walaupun jalannya berliku-liku.. Kesabaran manusia akan diuji sampai dimana tingkat kepercayaannya. Terlaksananya nubuat kehendak Tuhan bisa hitungan hari, namun bisa juga puluhan tahun atau berganti abad.

Mungkin Tuhan Yesus memberikan pengajaran banyak sekali, yang tidak tertulis di Injil ini. Kemudian barulah Dia mengutus para murid-Nya untuk memberitakan Injil, kabar keselamatan, berita sukacita kepada segala makhluk. Hanya orang percaya dan pasrah yang bisa melakukan perbuatan ajaib, karena yang berkarya Roh Kudus-Nya sendiri. Manusia hanya menjadi perantara Roh Kudus apabila dia pasrah total dan mengalahkan dirinya untuk dikuasai-Nya. Salah satu batu sandungan adalah kebimbangan dan kekawatiran yang sering kita rasakan dan alami.

Mengusir setan, berbicara dengan bahasa Roh ataupun bahasa lain, kebal racun dan menyembuhkan sakit dan kelemahan, hanya akan terjadi karena kuasa Roh Kudus-Nya. Yang kelihatannya aneh dan tidak mungkin segalanya bisa menjadi mungkin dan terjadi. Gampang diucapkan namun sangat sulit untuk dilaksanakan karena kelemahan daging kita. Padahal sudah ditegaskan sendiri oleh Tuhan Yesus, bahwa percaya dan pasrah total tanpa keraguan apapun bisa terlaksana. Kita masih bisa bersyukur, bahwa para murid pilihan-Nya juga masih seperti kita. Terus kita menghibur diri bahwa kita bukan apa-apanya dibanding para murid. Kita masih mencari pembenaran diri, bukan penyangkalan diri.

Yesus terangkat ke sorga
16:19. Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. 16:20 Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Dalam cerita kesaksian penutup ini, dituliskan bahwa Dia naik ke sorga di hadapan para murid. Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Dalam pemahaman penulis, mereka menyaksikan dan mengalami sendiri bagaimana Tuhan Yesus Sang Mesias naik ke sorga. Semakin tinggi dan hilang di langit tidak berbekas. Mereka baru percaya seratus prosen lebih bahwa Gurunya betul-betul Allah yang Mahakuasa. Iman kepercayaan yang sudah tidak bisa ditawar membuahkan keberanian untuk memberitakan Injil ke segala penjuru. Tuhan sendiri tidak meninggalkan mereka, dengan memberikan banyak tanda ajaib yang dilakukan para murid-Nya.

Kita bisa belajar dari para murid Tuhan Yesus, bahwa merekapun berproses untuk menuju kepada iman yang mantap. Mereka yang notabene para saksi Kristus, pada awalnya juga mengalami kebimbangan akan Sang Guru. Betulkan Dia Allah Sejati ataukah hanya seorang nabi besar yang masih manusia biasa. Merekalah orang-orang biasa dan sederhana yang akhirnya dengan gagah berani menjadi pembawa kabar gembira ke seluruh dunia. Mereka siap sengsara dan mati seperti Sang Guru, demi meneruskan firman yang telah diterimanya.

Kita diajak untuk bangun dari tidur kita, bangkit dan berubah dengan keinginan baru menjadi pelaku firman sesuai kemampuan kita masing-masing. Segalanya dimulai dari yang kecil-kecil dan terus berproses menjadi lebih besar dan besar. Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit menjadi ungkapan yang pas; biarlah Roh Tuhan berkarya dalam diri kita dengan bebas sesuai kehendak-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar