Minggu, 04 April 2010

Memahami Yohanes Bab 10:22-39

Yesus ditolak oleh orang Yahudi

10:22. Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. 10:23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. 10:24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." 10:25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, 10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 10:30 Aku dan Bapa adalah satu."
10:31 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. 10:32 Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" 10:33 Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."
10:34 Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? 10:35 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah--sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan--, 10:36 masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? 10:37 Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, 10:38 tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
10:39. Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.


Kelihatannya Tuhan Yesus sudah berterus terang siapakah sebenarnya Anak Manusia. Secara tidak langsung Dia sudah menyatakan bahwa Dia adalah Mesias. Dia dan Bapa adalah satu, Yang Tunggal. Pada saat itu orang Yahudi diperkenalkan dengan pemaham baru, Bapa dan Putera adalah satu, Yang Esa. Yang di surga disebut Allah Bapa, yang di dunia menyebut diri Anak Manusia, bukan Mesias seperti yang diajarkan. Buah-buah pekerjaan dan tanda-tanda ajaib-Nya sudah dirasakan, dinikmati dan dilihat banyak orang. Namun hal ini amat sangat sulit untuk diterima oleh mereka pada waktu itu. Tuhan Yesus malah dianggap menghujat Allah yang mau tidak mau harus dihukum.

Mungkin dari dahulu sampai sekarang akan sama saja bagi beberapa kelompok kepercayaan. Kelompok ini akan menganggap bahwa mereka yang paling baik karena junjungannya yang diberkati Allah, pilihan Allah. Sebaik apapun perbuatan orang asing kepada sesama maupun lingkungan, tetap saja akan sangat sulit untuk diterima dengan tangan terbuka. Apalagi jika memberikan ungkapan yang tidak sejalan dengan kepercayaan mereka, inginnya menghukum mati. Dan itu yang dialami oleh Tuhan Yesus karena berani memberikan pemahaman baru. Menghujat Allah harus dihukum rajam, dilempari batu sampai mati.

Penulis menjadi bertanya-tanya, apa yang dilakukan bangsa Yahudi sewaktu Bait Allah dihancurkan rata dengan tanah oleh bangsa Romawi. Jangan-jangan pada waktu itu orang Romawi bukan hanya menghujat Allah, tetapi lebih bengis dari itu. Mau melempari batu? Perang saja kalah apalagi akan menghukum penghujat Allah, paling yang dilakukan ya melarikan diri dan tercerai berai. Mungkin mereka hanya bisa meratap dan lapor kepada Allah bahwa Bait Allah yang begitu mereka banggakan, telah remun tak berbentuk. Jangan-jangan malah minta tolong agar dibalaskan sakit hatinya, bukan hanya sakit hati mereka, namun mestinya Allah juga sakit hati.

Tanda-tanda yang Tuhan Yesus berikan sudah begitu banyak, Ajaran-Nyapun sudah berkali-kali disampaikan. Apakah orang-orang ini bagaikan katak dalam tempurung? Dogma yang selama ini mereka yakini memang sangat sulit untuk menerima kebenaran yang sesungguhnya. Mungkin seluruh perbendaharaan yang selama ini sudah mengisi benaknya, harus dikeluarkan terlebih dahulu. Otaknya perlu dicuci bersih dari segala macam kotoran dan noda, bagaikan kembali menjadi bayi. Mungkin disinilah yang dimaksudkan dengan kelahiran kembali, dari manusia lama menjadi manusia baru, dalam artian memahami dan percaya akan Tuhan Yesus.

Pada zaman sekarangpun mungkin masih ada suatu suku bangsa yang begitu menghormati Tuhan Yesus maupun Bunda Maria. Mungkin mereka begitu hafal akan doa-doa pakem atau ritual-ritual yang berlaku. Namun dalam kesehariannya tidak semuanya melakukan kehendak-Nya. Anehnya mereka juga bisa sangat marah apabila yang disembah dan dihormati tersebut dilecehkan dan dihinakan.

Mungkin masalah pokok yang terjadi adalah perkataan Tuhan Yesus :”Aku dan Bapa adalah satu.” Di kemudian malah menjadi Allah Tritunggal yang MahaEsa. Bagaimana mungkin Allah yang Esa bisa menjadi dua bahkan tiga. Mungkin hampir sama dengan Bhineka Tunggal Ika yang dimaknai secara diniawi.

Dalam pemahaman penulis yang bodoh, penulis meyakini bahwa Allah itu maha kuasa dalam segala hal. Kuasa-Nya begitu misteri yang tak akan terselami sampai kapanpun. Penulis masih ingat sewaktu anak penulis yang masih kecil menangis sewaktu akan ditinggal pergi untuk bekerja. Si anak ingin ikut pergi, pokoknya bisa bersama dengan bapaknya. Lama kelamaan dia tahu bahwa bapaknya pergi bekerja di pagi hari, dan pulang sore hari. Demikian juga sewaktu pertama kali pergi keluar malam hari untuk rapat, diapun ingin ikut. Pada waktunya si anak mengerti bahwa bapaknya itu bekerja di siang hari, dan juga terlibat dalam kegiatan lain. Bapaknya berperan sebagai bapak, sebagai pegawai dan juga sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan.

Yang paling gampang, Allah Bapa selalu berada di surga. Tuhan Yesus sebagai Allah Putera yang hadir dan berkarya di dunia. Roh Kudus-Nya selalu berada di antara kita. Dia menembus batas ruang waktu dan yang lainnya, karena semuanya ciptaannya. Dia Yang Ada, yang sulit untuk dijabarkan oleh akal manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar