Senin, 05 April 2010

Memahami Yohanes Bab 10:40-

Yesus di seberang sungai Yordan

10:40 Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. 10:41 Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." 10:42 Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

Dalam pemahaman penulis, sebenarnya banyak orang Yahudi yang percaya kepada Tuhan Yesus. Mungkin mereka inilah para domba yang berasal dari kandang Yahudi dan mengenal suara Sang Gembala. Merekalah orang-orang yang merasakan disentuh oleh Tuhan sendiri, dan nyatanya mencari Sang Gembala. Mungkin banyak orang sederhana yang benar-benar menantikan kedatangan Mesias, dan mereka percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias.

Pada awalnya mereka percaya kepada Yohanes Pembaptis yang mereka sebut sebagai nabi. Jika yang mereka percayai saja sudah mengatakan bahwa membuka tali kasutnyapun tidak layak, pastilah yang datang itu Mesias. Dengan segala macam tanda yang sudah diperlihatkan Tuhan Yesus, akhirnya mereka percaya. Mereka menjadi pengikut Kristus dengan segala kesederhanaannya.

Kita boleh saja mengandaikan bahwa sungai Yordan menjadi saksi bisu serah terima antara Yohanes Pembaptis kepada Tuhan Yesus. Nabi Yohanes Pembaptis bisa kita sebut sebagai nabi terakhir era Perjanjian Lama. Sedangkan Tuhan Yesus yang membuka era Perjanjian Baru. Perjanjian yang mengubah dari sekelompok masyarakat menjadi perjanjian secara global. Perjanjian darah yang akan dipatri oleh-Nya.

Sebagai orang Yahudi, sudah selayaknya apabila Tuhan Yesus maupun para murid mengacu kepada perjanjian yang telah ada sebelumnya. Kebenaran datangnya dari Israel yang diungkapkan oleh Yohanes Penginjil, dan itu terjadi pada diri Tuhan Yesus. Penulis tidak tahu Kitab Suci agama lain pada zaman itu, bagaimana mengungkapkan Allah Yang Esa melalui para utusan-Nya.

Penulis meyakini bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat ciptaan-Nya, karena Dia Ada. Mungkin dalam menangkap signal-signal, simbol-simbol maupun melalui kejadian alam, berbeda dalam menjabarkannya. Penulis meyakini bahwa Allah yang Mahakasih tidak pernah membedakan antara yang satu dengan yang lain. Semua orang pasti merasakan bagaimana angin menyentuh dirinya, bagaimana matahari memberikan terang dan panasnya.

Mungkin pertanyaan mengapa Allah berkarya, berinkarnasi melalui bangsa Israel, yang tidak akan terjawabkan. Jawaban yang ada mungkin tidak akan memuaskan dan bisa diterima oleh kelompok lain, walaupun sama-sama menyembah Allah yang Esa. Inilah misteri yang tidak membutuhkan jawaban ataupun mencari jawaban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar