Sabtu, 17 April 2010

Memahami Yohanes Bab 19:38-42

Yesus dikuburkan

19:38. Sesudah itu Yusuf dari Arimatea--ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi--meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. 19:39 Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. 19:40 Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. 19:41 Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. 19:42 Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ.

Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus beserta temannya malahan yang berinisiatif untuk menurunkan mayat Tuhan Yesus. Kemanakah murid-murid yang selama ini begitu dekat dengan Dia? Mungkin pertanyaan ini agak aneh, apabila murid yang dikasihi-Nya juga berada di dekat salib. Sudah semestinya dia ikut bekerja menurunkan mayat dari salib, bersama dengan Yusuf Arimatea dan Nikodemus. Rasanya ada sesuatu yang ganjil untuk dipahami. Mungkinkah ajaran-Nya bahwa Bunda Maria menjadi ibu kita semua terjadi sebelum penangkapan? Atau komunikasi pribadi antara Tuhan Yesus dengan Bunda Maria sebelum wafat-Nya? Kemudian Bunda Maria menyampaikan kepada para murid, seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus?

Segalanya seperti sudah diatur, ada kuburan baru di dekat Golgota dan belum pernah dipakai. Waktu yang tinggal sedikit itu betul-betul dimanfaatkan untuk mengurus jenazah Tuhan Yesus. Hari Sabat orang Yahudi tidak diperbolehkan bekerja, dan Sabat dihitung mulai hari Jumat petang hari. Maka bisa diperkirakan bahwa penguburan tersebut dilakukan dengan tegesa-gesa. Kemungkinan tubuh-Nya dibungkus kain kapan dan kain peluh, tanpa dibersihkan secara selayaknya terlebih dahulu. Nanti saja setelah hari Sabat lewat, barulah jazad-Nya diurus dengan sebaik-baiknya.

Tuhan Yesus dimasukkan ke dalam liang kubur dengan membawa segala macam dosa, kesalahan dan kelemahan kita. Mungkin disinilah sukacita yang harus kita rayakan dengan penuh syukur. Belenggu tali temali dosa kita telah dipatahkan dan diambil dijadikan duri, paku dan tombak. Mungkin kita membayangkan bagaimana Tubuh Tuhan Yesus yang tercabik-cabik bagaikan monster, tidak menyerupai manusia lagi. Dan setiap serpihan daging, darah dan air maupun keringat-Nya adalah kumpulan dosa, kesalahan dan kelemahan kita.

Tuhan Yesus masuk ke dalam perut bumi pertiwi, berkumpul dengan semua orang yang sudah meninggal terlebih dahulu. Selanjutnya penulis tidak bisa membayangkan, bagaimana di dalam kubur. Mungkin saja Dia masuk ke dalam dunia orang mati dan mengajar mereka. Ada yang percaya, ada yang tidak mengenal-Nya dan tidak percaya atau yang ragu-ragu. Mungkin banyak roh yang bersukacita karena memang sudah mengharap kehadiran-Nya. Mungkin mereka begitu merindukan untuk segera diajak naik ke surga mulia, berkumpul bersama dengan para kudus yang sudah berada di sana. Biarlah hal ini menjadi urusan Tuhan Yesus sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar