Senin, 12 April 2010

Memahami Yohanes Bab 12:20-36

Yesus memberitakan kematian-Nya

12:20. Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. 12:21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." 12:22 Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus.
12:23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. 12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. 12:27. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. 12:28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!"
12:29 Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." 12:30 Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu. 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." 12:33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. 12:34 Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"
12:35 Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. 12:36 Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang." Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersembunyi dari antara mereka.


Penulis merasa bingung mengapa Tuhan Yesus sepertinya tidak langsung menerima tamu dari Yunani. Kemungkinan orang Yunani tersebut bertanya atau berkomentar tentang sesuatu. Penulis tidak tahu apakah kata-kata Tuhan Yesus menjawab orang Yunani atau untuk semua orang yang sedang berkumpul di situ.

Kelihatannya Tuhan Yesus memberi isyarat bahwa sebentar lagi Dia akan ditinggikan. Mungkin ditinggikan disini sebagai ungkapan bahwa Dia akan disalibkan, bukan akan dimuliakan. Dia mengumpamakan seperti biji gandum yang harus mati kalau ingin hidup. Mati dalam artian bentuk biji akan berubah, mati dari bentuk asalnya dan mengeluarkan kecambah. Jika biji tersebut tidak mati dan tidak berubah, maka biji tersebut tetap sebuah biji. Melalui kematiannya maka biji itu akan tumbuh dan pada waktunya akan berbuah.

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak kita pungkiri bahwa sebenarnya kita begitu mencintai nyawa kita. Kalau boleh menawar, jangan sampai mati dahulu sebelum bisa menikmati indahnya dunia. Kita begitu takut untuk mati, dan berpikir kira-kira bagaimana setelah mati. Mengapa? Padahal kita tahu bahwa pada saatnya mesti mati.

Sering kali kalau ditanya apakah ingin hidup mulia di sorga, pasti dijawab mau sekali. Kita lupa bahwa hidup di sorga harus melalui kematian lebih dahulu. Dan disinilah kita sering tidak siap. Kemungkinan besar karena kita merasa masih mempunyai dosa dan kesalahan. Masih mempunyai kewajiban mengurus keluarga, kalau ditinggal nanti bagaimana. Mungkin hanya orang-orang yang sudah bisa pasrah total saja yang berani menghadapi kematian. Sekarang boleh, nanti juga boleh, diberi umur panjang juga boleh.

Dalam sisa hidup ini apa yang harus kita lakukan? Tuhan Yesus mengatakan :”Layanilah Aku.” Bagaimana cara melayani-Nya? Mungkin yang paling gampang adalah berubah dari manusia lama menjadi manusia baru. Melayani orang lain yang membutuhkan bantuan kita, tanpa pandang bulu. Yang jelas bantuan dalam artian yang lebih positif, mengajak orang lain juga untuk berbuat nyata dalam kehidupan ini. Melayani orang lain bagaikan melayani Tuhan Yesus sendiri yang tidak kasat mata. Pelayanan yang tanpa pamrih, bahkan penuh dengan sukacita ingin membantu orang lain.

Mungkin kita perlu belajar selangkah demi selangkah, mulai dari dalam rumah sendiri untuk saling melayani. Saling membantu dan saling berbagi, saling menguatkan dan saling memperingatkan. Rasanya akan sangat aneh apabila di dalam rumah saja belum bisa, namun malah sibuk di luar.

Kita diajar untuk percaya dan percaya saja kepada Tuhan Yesus, bukan kepada yang lain. Kasih-Nya kepada semua orang tidak bisa diuraikan. Dia menginginkan semua orang tanpa kecuali, untuk menikmati kerajaan sorga. Namun Dia juga memberikan kebebasan kepada kita dengan segala macam risiko atas jalan yang kita pilih. Janji-Nya pasti akan ditepati karena Dia mahasetia, selama kita mau menjadi anak-anak terang.

Allah Bapa bersuara seperti yang ditulis oleh Yohanes Penginjil, namun yang terdengar di telinga banyak orang adalah suara guntur. Mungkin hanya beberapa orang saja yang bisa mendengar suara Allah, dibalik suara guntur itu. Penulispun rasanya belum pernah mendengar suara Allah yang langsung kita mengerti maksudnya. Kalau di dalam mimpi atau setengah sadar, pengalaman bertemu Tuhan Yesus dan Bunda Maria pernah mengalami. Penulis mempercayai bahwa saudara penulis bisa melihat dan mendengar dimana semua orang tidak bisa melihat dan mendengar. Itulah karunia yang ia terima, yang bisa disharingkan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar