Rabu, 14 April 2010

Memahami Yohanes Bab 16:4b-

Pekerjaan Penghibur

(16-4b) "Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu, 16:5 tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 16:6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. 16:7. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. 16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 16:10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 16:11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
16:12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. 16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."


Kembali dalam pemahaman penulis, Allah Yang Tunggal, Yang Ada sebelum segalanya ada. Dia menjilma menjadi manusia dan kita kenal sebagai Allah Putera. Allah Putera pada waktunya kembali ke sorga dan menyatu menjadi Allah Bapa. Roh-Nya tetap bersama kita dan kita kenal sebagai Roh Kudus yang berkarya sepanjang segala abad. Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus ya Allah sendiri, Yang Tunggal, Yang Ada. Namun selama berperan sebagai Anak Manusia, Dia harus mengatakan bahwa semuanya dari Allah Bapa. Mungkin kalau kita lambangkan sebagai sebuah bentuk bola yang bersinar terang, bola tersebut bagaikan beranak yang bentuk dan ukurannya sama besar tidak ada bedanya serta bisa beranak lagi menjadi tiga. Jika bola tersebut menyatu kembali ukurannya tidak berubah. Satu di dalam tiga dan tiga di dalam satu. Gambaran bola bundar karena tidak ada ujung pangkalnya, dilihat dari manapun akan tetap sama dan tidak berubah.

Pemahaman selanjutnya, Selama Tuhan Yesus masih berperan sebagai Anak Manusia, maka Roh Kudus berada dan bersatu dengan diri-Nya. Roh Kudus akan berkarya ke dalam diri manusia, ketika Tuhan Yesus sebagai Allah Putera kembali ke dalam Kerajaan Allah. Allah Yang Esa bisa berperan sebagai Allah Bapa, sebagai Allah Putera maupun sebagai Roh Kudus.

Lho, koq bisa begitu? Ya suka-suka Allah! Dia kan Mahakuasa, yang bisa berbuat apa saja, sesuai dengan kehendak-Nya. Tinggal kita bisa mempercayainya atau tidak, bahwa memang Dia begitu Mahasegalanya. Sering kali manusia dicelikkan dan dibuat terheran-heran, karena segalanya mungkin bagi Tuhan.

Dengan kelemahan kita yang begitu manusiawi, tidak jarang Allah sepertinya kita atur harus begini dan begitu menurut kemampuan kita. Kalau bukan begini dan begitu, maka kita menjadi tidak percaya atau meragukan bahwa itu karya Allah. Padahal kita sudah diingatkan berkali-kali, untuk melihat buah-buah yang dihasilkan. Buah-buah Roh Kudus pasti berisi kasih, kebenaran dan kebaikan agar Allah dipermuliakan. Roh Kudus akan selalu menyentuh kita agar tidak lupa akan tiga hal penting, dosa, kebenaran dan penghakiman.

Kita semua bisa merasakan bahwa dosa begitu menarik bagaikan magnet yang begitu kuat. Tanpa kita sadari daya tariknya begitu berpengaruh yang dapat membuat lupa daratan. Kuasa dosa bagaikan ahli hukum yang selalu mempunyai argumentasi, alasan untuk pembenaran diri. Dosa hanya bisa ditolak oleh kebenaran, karena kebenaran berasal dari Allah sendiri. Kebenaran tidak mengenal dusta karena begitu sederhana, tidak macam-macam. Terjadilah perang batin yang hebat antara dosa dan kebenaran. Jika kita berpegang kepada Roh Kebenaran maka dosa bisa dikalahkan.

Namun sebaliknya, jika kita tetap berpegang kepada dosa yang menawarkan dunia sesaat, kita akun jatuh ke dalam lembah dosa itu sendiri. Kebenaran tidak bisa ditipu dan menipu, namun dosa penuh dengan kebohongan dan tipu daya.

Sampai pada saatnya, kita tidak akan bisa lagi melakukan perbuatan dosa atau kebenaran. Saat itu adalah kiamat pribadi dimana kita dipanggil oleh Yang Empunya. Kita bagaikan dihadapkan kepada Sang Hakim dalam pengadilan. Itulah penghakiman yang mau tidak mau harus kita terima. Sang Hakim akan memutuskan dengan adil, apakah kita bebas dari hukuman, dihukum beberapa waktu atau dihukum sepanjang masa. Semuanya diserahkan kepada kita karena kita diberi kebebasan untuk memilih dengan segala macam risikonya. Risiko di dunia ataupun risiko di akherat.

Satu hal sebenarnya yang menyejukkan kita, yang masih memberikan pengharapan. Selama kita masih hidup di dunia ini, Allah masih mengharapkan kita untuk berubah dan bertobat jika ingin menerima keselamatan. Tidak ada kata terlambat sampai detik-detik mendekati akhir, jika kita ingin berbalik arah dari kedosaan menuju kebenaran. Mungkin itulah salah satu kehebatan Allah yang begitu mengasihi umatnya yang suka berontak ini. Kasih-Nya betul-betul tak terselami, tak terukur oleh akal kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar