Senin, 19 April 2010

Memahami Yohanes Bab 21:15-19

Gembalakanlah domba-domba-Ku

21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. 21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Sepertinya percakapan di hari itu agak berbeda dengan biasanya. Simon Petrus yang kelihatannya termasuk orang keras yang mungkin gampang untuk ceplas ceplos mulai berubah. Sepertinya dia menjawab dengan penuh hormat, karena di hadapannya adalah Tuhan Allah sendiri.

Pertanyaan yang sama dan diulang sampai tiga kali pasti membuat bingung, apa maksudnya. Dalam kesesakannya Simon Petrus begitu sedih yang mungkin sampai mengeluarkan air mata. Dia yang seorang nelayan sekarang diminta untuk menggembalakan domba-domba. Dimana domba-domba tersebut, karena Tuhan Yesus datang sendirian tanpa membawa ternak.

Namun kita mungkin bisa memahami bahwa hal tersebut sebagai suatu pertobatan total, untuk berubah melalui perbuatan nyata. Sebelumnya Petrus sudah menyangkal sampai tiga kali demi keselamatan dirinya. Mempertahankan hidup di dunia ini dirasakan lebih penting yang membuahkan ketakutan apabila dihadapkan kepada penderitaan dan kematian. Kita semua hampir tidak siap untuk dipanggil Tuhan, dan menawar jangan sekarang, kalau bisa nanti saja setelah ........ (terserah alasan kita). Jika memang harus dan tidak bisa ditolak, masih menawar jangan sampai mengalami penderitaan dan kesakitan.

Walaupun Petrus sudah menyesali perbuatannya, kelihatannya Tuhan Yesus ingin lebih menegaskan kembali dan ditanya sampai tiga kali. Mengasihi Tuhan Yesus seperti Dia mengasihi kita sampai mati di salib, berarti meniru apa yang telah dikerjakan oleh Sang Guru sendiri. Siap dan berani menghadapi penderitaan dan kematian, bagaikan gembala sejati yang siap berkorban demi domba-dombanya. Petrus diberi wewenang untuk menggembalakan domba-domba yang akan tersebar di seluruh dunia.

Petrus diuji dengan tiga pertanyaan yang maksudnya sama dan inilah yang membuat bingung dan sedih, yang mungkin harus berpikir keras. Penyangkalan tiga kali mestinya belum hilang dari pikiran Petrus. Menyangkal berarti tidak mengakui dan melepaskan ikatan yang selama waktu itu sudah dijalin, antara Guru dan murid. Hubungan kasih dan persaudaraan bagaikan diputuskan oleh satu pihak. Mungkin disinilah Tuhan Yesus yang malah menyambungkan kembali tali kasih yang terputus dengan pertanyaan. Jawaban Petrus menyiratkan bahwa ia siap disambung kembali, masuk ke dalam ikatan tali kasih. Hal tersebut harus dibuktikan secara nyata, malahan diberi wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar.

Ungkapan Tuhan Yesus selanjutnya begitu sulit untuk dipahami, apabila tidak dikatakan oleh Yohanes setelah semuanya terjadi. Petrus akan mengembara untuk mewartakan kabar sukacita ke mana-mana, sampai menyeberangi lautan. Namun pada saatnya dia akan dihukum mati oleh kelompok yang tidak menyukai ajaran Tuhan Yesus. Dia akan pasrah menyerahkan dirinya untuk dihukum, yang mungkin begitu merindukan kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus.

Kelihatannya Simon Petrus dipersiapkan secara khusus untuk menjadi pemimpin sahabat-sahabatnya yang lain. Dia dibawa Tuhan Yesus dan memisahkan diri dari murid-murid yang lain. Mungkin ada suatu pengajaran khusus dan hanya Petrus saja yang tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar