Jumat, 02 April 2010

Memahami Yohanes Bab 8:48-59

Yesus sudah ada sebelum Abraham

8:48 Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: "Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?" 8:49 Jawab Yesus: "Aku tidak kerasukan setan, tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak menghormati Aku. 8:50 Tetapi Aku tidak mencari hormat bagi-Ku: ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi.
8:51. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
8:52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. 8:53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?"
8:54 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, 8:55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. 8:56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."
8:57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." 8:59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.


Yang kudus dianggap kerasukan setan! Padahal Tuhan Yesus mengajarkan agar semua orang menghormati Yang Satu, Allah Bapa di sorga. Sebagai manusia sejati, Tuhan Yesus tidak membutuhkan hormat dari manusia. Dia hanya meminta agar semua orang berubah dengan melakukan perbuatan baik dan benar, seperti yang disabdakan. Dia hanya meminta agar semua orang percaya bahwa Dialah yang diutus oleh Allah Bapa sendiri. Allah Bapa menghendaki pertobatan, berubah dari manusia lama menjadi manusia baru. Siapa yang mau melakukan firman-Nya akan menerima upah hidup kekal. Ini janji Tuhan Yesus yang tidak pernh berubah, karena Dia setia dengan janjinya.

Jika kita mencoba merenung tentang Allah Sang Maha Pencipta, penulis harus berani jujur bahwa tidak bisa membayangkan, seperti apa Allah kita itu. Kitapun hanya bisa membayangkan seperti apa Tuhan Yesus, melalui gambar-gambar yang pernah kita kenal. Yang jelas, sebagai manusia sejati Tuhan Yesus berasal dari Timur Tengah, bagian dari bangsa Yahudi. Dalam keyakinan penulis, Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang naik ke surga bersama raganya, jika menampakkan diri kepada orang terpilih, tetap tidak berubah. Mungkin itu sebagai tanda atau lambang bagi manusia, bagaimana mengenal Tuhan Yesus maupun Bunda Maria. (21-02-05)

Mungkin para kudus penghuni sorga betul-betul mengenal Tuhan Yesus, setelah mereka mati dan naik ke sorga. Sewaktu hidupnya mereka juga tidak bisa membayangkan bagaimana Allah itu. Allah yang Satu dengan kasih-Nya yang tak terhingga betul-betul mengharapkan kita kembali ke pangkuan-Nya. Mengharap kedatangan kita dengan penuh cemburu kasih yang berkobar-kobar. Jangan-jangan selama ini kita terpikat oleh allah-alah lain yang ada di dunia ini.

Jika Abraham bisa bercerita kepada kita, maka dia akan bersaksi dengan penuh semangat bahwa yang datang ini benar-benar Allah sejati. Betapa sukacita Abraham penuh karena Allah sendiri berkenan hadir di dunia untuk menjadi penyelamat. Sebagai manusia yang mempunyai nalar, mengapa Tuhan Yesus tidak mengajak Abraham sebagai saksi. Terus bagaimana membuktikannya? Mungkin inilah salah satu batu sandungan bagi bangsa Yahudi untuk mempercayai Tuhan Yesus sebagai Allah. Allah yang Ada sebelum manusia diciptakan, pasti mengenal nenek moyang Abraham.

Mungkin kita harus mencoba membedakan peran Allah yang turun sebagai Anak Manusia, atau Mesias dan bernama Yesus. Allah sejati menjadi manusia sejati seperti kita dan peran itu yang harus kita cermati. Dia menyebut sebagai Anak Allah dan yang di surga Dia sebut sebagai Allah Bapa. Maka kita boleh menyebut juga bahwa yang di surga sana kita sapa sebagai Allah Bapa, sedangkan yang turun ke dunia boleh kita sapa sebagai Allah Putera. Apakah mereka berdua berbeda? Tidak sama sekali! Allah Bapa ya Allah Putera, namun pada waktu itu secara bersaman yang begitu misteri, berperan ganda. Yang Mahakuasa menembus batas, jarak, ruang dan waktu dan mungkin yang lainnya lagi. Dan itu semua telah menjadi kehendak-Nya, kita tidak bisa protes.

Jika kita berandai-andai bahwa Allah turun dan memperkenalkan diri sebagai Allah yang Esa. Kira-kira bentuk atau modelnya seperti apa? Percayakan kita bahwa bentuk itu Allah sendiri? Apakah Allah harus memperlihatkan kemahakuasaan-Nya? Yang seperti apa? Yang jelas Allah tidak akan membinasakan semua orang yang kita anggap jahat atau jauh dari kebenaran. Jangan-jangan manusia ini akan habis, karena kita semua pasti pernah berbuat salah dan dosa. Sekarang Dia datang dalam wujud Anak Manusia agar bisa berbicara dan menyatu dengan manusia. Kenyataannya juga sulit untuk percaya, terus harus bagaimana lagi? Memang manusia ini serba sulit, karena seribu macam orang akan membuahkan seribu macam keinginan.

Dalam pemahaman penulis, sepertinya Tuhan Yesus lebih melihat akan reaksi manusia. Jika kita bertanya yang lebih rohani, sepertinya Dia begitu bercahaya dan bersemangat. Tuhan Yesus bisa menjawab dan bercerita apa saja yang menjadi pertanyaan kita. Jika kita bertanya yang duniawi, sepertinya Dia agak enggan untuk lebih menjelaskan. Betapa Tuhan Yesus menggambarkan kebahagiaan yang begitu dalam, sewaktu menemukan seekor anak domba yang hilang. Mungkin hal tersebut hampir sama dengan ketika seseorang dibaptis, betapa Dia sangat bergembira. Padahal dalam benak kita menganggap bahwa pembaptisan sebagai hal yang biasa. Kita tidak membayangkan bagaimana penghuni surga begitu senang, tangan Tuhan terentang menyambut warga barunya.

Yohanes Penginjil menulis bahwa Tuhan Yesus menghilang dari pandangan orang Yahudi yang akan melempari-Nya. Secara nalar kita bisa berandai-andai bahwa Tuhan Yesus hilang karena menyelinap di balik kerumunan banyak orang. Namun sebagai yang mahakuasa, Tuhan Yesus pasti bisa berbuat apa saja tanpa dilihat oleh orang banyak. Menghilang dalam artian betul-betul sudah tidak berada di sekitar Bait Allah. Waktu-Nya belum tiba untuk menyerahkan diri sebagai penebus dosa bagi banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar