Sabtu, 17 April 2010

Memahami Yohanes Bab 18:1-11

Yesus ditangkap

18:1. Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 18:2 Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. 18:3 Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. 18:4 Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?" 18:5 Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
18:6 Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. 18:7 Maka Ia bertanya pula: "Siapakah yang kamu cari?" Kata mereka: "Yesus dari Nazaret." 18:8 Jawab Yesus: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi." 18:9 Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: "Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa."
18:10 Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. 18:11 Kata Yesus kepada Petrus: "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?"


Mungkin kita bisa membayangkan bagaimana gelap dan sepinya daerah, yang kita kenal sebagai Taman Getsemani di waktu malam pada waktu itu. Dalam kegelapan yang membutakan, sulit untuk membedakan seorang dengan yang lain. Mungkin hanya orang yang sudah biasa berkumpul bersama yang bisa membedakan satu dengan yang lainnya.

Sepasukan penjaga Bait Allah bersama dengan Yudas Iskariot mencari Tuhan Yesus di tengah malam gulita. Di tengah kegelapan, segalanya mungkin saja bisa terjadi. Maka perlu persiapan khusus, antara lain membawa alat penerangan dan senjata untuk berjaga-jaga menghadapi segala kemungkinan. Yang namanya akan ditangkap, siapa tahu yang bersangkutan akan memberikan perlawanan, atau bahkan para sahabatnya yang sedang bersama akan membantu.

Di tengah malam buta, adalah saat yang paling baik untuk menangkap seseorang, apalagi yang disegani orang banyak. Saat-saat dimana orang sedang terlelap tidur, mereka tidak akan menyangka bahwa orang yang selama ini dikagumi diambil paksa. Kita bisa membayangkan apabila penangkapan dilakukan di waktu siang hari. Pasti banyak orang yang akan berpihak kepada Tuhan Yesus, khususnya yang selama ini sudah merasakan dan mengalami sendiri mujizat-Nya.

Tuhan Yesus kelihatannya maju memperlihatkan diri-Nya dan para murid berada di belakang. Sang Guru dengan gagah berani melindungi para pengikut-Nya, dan bukan bersembunyi di balik punggung orang lain. Perbuatan dan perkataan-Nya membuat kaget orang-orang yang akan menangkapnya. Mereka mundur malahan jatuh ke tanah. Siapa yang tidak ragu dan takut bila disuruh menghadapi orang yang selama ini begitu sakti? Tuhan Yesus bahkan maju seolah-olah sudah bersiap untuk melawan dengan segala macam kehebatannya. Mereka pasti berpikir, jangan-jangan Tuhan Yesus akan berbuat sesuatu yang dapat mengakibatkan mereka celaka. Jika tidak takut dan taat kepada perintah para imam kepala dan kaum Farisi yang selama ini memberi upah, lebih baik tidur di rumah bersama keluarga.

Kenyataannya Tuhan Yesus tidak berbuat apa-apa, malahan bersedia dibawa dengan sukarela. Namun Dia berpesan agar tidak mengganggu para murid-Nya. Mungkin hanya Petrus yang dengan keberaniannya mengeluarkan senjata dan mencoba untuk mempertahankan Sang Guru. Malkhus yang merasakan sayatan pedang di telinganya. Dalam Injil lain, telinga itu dikembalikan Tuhan Yesus ke tempatnya dan sembuh seperti sediakala. Semuanya harus terjadi seperti yang telah dinubuatkan, dan itulah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.

Tersirat bahwa sebenarnya Tuhan Yesus bisa melepaskan diri dari para penangkapnya. Suara-Nya saja sudah bisa menggetarkan banyak orang sampai terjatuh. Kuasanya masih diperlihatkan sewaktu Malkhus disembuhkan dan telinganya pulih seperti sedia kala. Jika Dia mau, maka para penangkap itu tidak ada apa-apanya. Tetapi Dia lebih memilih setia kepada Allah Bapa dengan meminum cawan yang diberikan Bapa. Penebusan melalui penderitaan hebat harus tetap berjalan sesuai skenario yang telah dinubuatkan.

Kemungkinan besar setelah itu para murid melarikan diri dan bersembunyi di tengah kegelapan. Mereka pasti bingung mengapa Sang Guru begitu gampang menerima untuk dibawa ke para imam kepala, yang selama ini memusuhi Dia. Malam itu menjadi malam yang menggelisahkan, membingungkan, menakutkan dan segala macam rasa yang sulit untuk diuraikan. Pasti ada rasa mendongkol kepada Yudas Iskariot yang selama ini dikenal salalu bersama-sama. Buntut-buntutnya malahan orang yang begitu dekat yang menjadi pengkhianat. Tanpa bantuan Yudas Iskariot, bagaimana mungkin pasukan para imam kepala dapat mengetahui tempat mereka menginap. Paling tidak akan memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menjelajahi tempat tersebut, karena harus di malam hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar