Rabu, 14 April 2010

Memahami Yohanes Bab 14:15-21

Yesus menjanjikan Penghibur

14:15. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. 14:18. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. 14:19 Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. 14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. 14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."

Siapa yang menuruti perintah Tuhan Yesus, berarti secara tidak langsung mengasihi Dia. Mungkin hanya omong kosong apabila kita berbicara tentang kasih, namun tidak melakukan apa yang Dia kehendaki. Kasih yang berani mengalah dan berkorban tanpa bosan dan tanpa pamrih. Memang gampang diucapkan namun cukup sulit untuk dilaksanakan. Sering kali kita bersembunyi dibalik kata martabat pribadi, kelompok atau golongan. Inginnya kita meninggikan martabat diri bahwa lebih dari yang lain.

Dalam pemahaman penulis, kita mulai dikenalkan dengan Roh Kudus, Roh Kebenaran, Roh Penolong ataupun Roh Penghibur. Jika pada waktu itu para rasul mengenal Tuhan Yesus secara kasat mata, bisa bercengkerama, maka pada saatnya Dia akan kembali kepada Bapa. Namun karena kasih-Nya kepada manusia, Roh-Nya akan tetap menyertai kita selama-lamanya. Roh Kudus ingin selalu menyertai kita dan ingin diam di dalam kita. Hati kita ingin dijadikan Bait Allah-Nya. Namun karena ego kita, sering kali Roh Kudus kita suruh pindah ke pinggir, bahkan kita usir keluar. Ego kita ingin bersinggasana di dalam hati kita sendiri. Masalah yang dihadapi manusia adalah, yang kasat mata bisa dilihat saja tidak dikenal dan tidak dipercaya, apalagi Roh Kudus yang tidak kasat mata.

Dikatakan bahwa dunia tidak mengenal Roh Kebenaran yang tidak kelihatan. Dia ingin selalu berkarya di dalam diri kita masing-masing. Ingin mempengaruhi kita agar selalu di jalan yang baik dan benar. Menyentuh hati dan jiwa yang mungkin lebih sering kita anggap sebagai suara hati atau suara batin. Maka tidak jarang kita mengalami perang batin, apabila kita berdiri di persimpangan, antara baik dan buruk, antara benar dan salah.

Mungkin kita kembali ke cerita awal, bagaimana angin yang tidak kelihatan namun bisa kita rasakan sewaktu membelai kita. Angin yang bisa lembut sepoi-poi dan bisa membuat orang terlena, namun bisa menjadi angin dahsyat yang menghancur leburkan. Angin yang sekali waktu disukai dan diharapkan, pada saat lainnya malah menjadi menakutkan.

Kita mungkin bisa merenung dan merasakan bahwa Tuhan Yesus di dalam Allah Bapa, dan Roh Kudus-Nya akan menyertai kita. Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus ya Dia-Dia juga. Allah yang Esa dan mahakuasa, yang menembus batas ruang dan waktu dan segalanya. Mungkin sulit untuk diuraikan dan dijelaskan dengan kata-kata. Allah Tritunggal yang Mahakudus, yang begitu misteri yang harus dihayati, dirasakan, dibayangkan, direnungkan dan entah diapakan lagi. Pengalaman rohani yang direnungkan dan dihayati, yang bisa jadi akan terasa berbeda bagi setiap orang. Mungkin itulah yang disebut sentuhan Tuhan yang berkarya secara misteri tak terduga.

Jika kita sedang mendengarkan siaran radio atau menonton televisi, maka siapa saja yang memilih gelombang yang sama akan mendengar suara yang sama atau melihat gambar yang sama. Sang penyiar mungkin hanya duduk di studio dengan santainya atau sambil bermain sesuatu dan kita tidak melihatnya. Sedangkan presenter televisi bisa kita lihat gerak-geriknya, caranya berbicara dan sebagainya. Jika para pendengar atau penonton ini berkumpul bersama, maka mereka bisa bercerita dengan pengalaman yang sama. Kelompok pendengar dan penonton gelombang yang lain pasti mempunyai pengalaman yang berbeda. Anggap saja satu kelompok menyaksikan siaran sepak bola dan kelompok yang lain menyaksikan pagelaran musik. Jika kedua kelompok ini dipertemukan pasti bicaranya tidak akan nyambung karena pengalaman yang berbeda.

Akan sangat berbeda pengalamannya apabila perusahaan televisi tersebut mempunyai banyak cabang di daerah-daerah, yang pada jam-jam tertentu siaran daerah masing-masing. Pada saat tersebut pengalaman mendengar dan melihat di daerah masing-masing pasti berbeda. Namun pada saat lainnya sewaktu siaran nasional pasti mempunyai pengalaman mendengar yang sama.

Dalam kenyataannya, dalam mendengar dan melihat siaran yang sama tadi, masih bisa terjadi berbeda cara pandangnya. Satu kelompok merasa tersentuh, satu kelompok merasa biasa saja, satu kelompok tergerak untuk berbuat sesuatu dan yang lainnya lagi. Nyata sekali bahwa berkomunikasi itu ternyata tidak mudah. Sepertinya dibutuhkan keterlibatan semua pihak secara penuh, agar berita yang diterima tidak distorsi.

Jika kita mencoba melihat lebih ke dalam tentang si presenter yang cantik di televisi tersebut. Mungkin di rumah dia menjadi ibu rumah tangga, warga masyarakat biasa. Sewaktu di kantor perusahan televisi tersebut, mungkin dia seorang karyawan seperti karyawan lainnya. Sewaktu tampil di layar televisi dia berakting sebagai penyiar dan secara umum, peran inilah yang lebih dikenal oleh masyarakat banyak. Karena pekerjaannya atau profesinya, dia berusaha sebaik mungkin untuk menjadi presenter idola, terkenal, disegani, disukai dan sebaginya. Paling tidak, orang tersebut sudah memiliki tiga peran yang berbeda, sesuai situasi dan kondisi. Yang paling menempel di benak kita, entah bertemu di jalan, di pasar atau di layar kaca, orang tersebut adalah bintang penyiar telivisi idola. Jika kita ditanya tiba-tiba siapa penyiar idaman, yang terbayang pasti wajah penyiar tersebut.

“Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup.” Ungkapan ini cukup sulit untuk dipahami apa maksudnya. Dalam pemahaman penulis, hidup adalah hidup kekal setelah melalui kematian badan. Para murid yang berkumpul pada waktunya akan hidup kekal bersama Sang Guru. Selama masih hidup di dunia, akan sangat sulit untuk menjelaskan tentang hidup kekal. Setelah melalui kematian, mereka akan tahu dan mengerti apa yang dimaksud hidup bersatu dengan Allah. Dan itulah janji Tuhan Yesus sendiri yang selalu setia karena begitu mengasihi manusia.

Tuhan Yesus akan menyatakan diri-Nya kepada orang-orang yang memperoleh perkenan-Nya. Orang-orang yang mengasihi Tuhan dan melakukan segala perintah-Nya. Inti perintah-Nya adalah mengasihi sesama yang diungkapkan melalui perbuatan nyata. Bagaimana Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya, sangat sulit untuk diuraikan dengan kata-kata. Hal tersebut sepertinya begitu misteri yang mungkin hanya bisa dirasakan oleh yang bersangkutan. Sepertinya Terang Kristus melalui Roh Kudus-Nya membuka selubung yang selama ini menutupi hati jiwa dan akal budi kita. Pada saat itu yang mungkin begitu singkat, Dia seolah-olah masuk dan menerangi sehingga kita bisa merasakan kehadiran-Nya, yang memberikan kedamaian, kebahagiaan, penyadaran diri tentang kebenaran yang hakiki. Pertumbuhan rohani yang membutuhkan proses panjang ini, mungkin pada saatnya bisa memberikan pengalaman merasakan dan menikmati lebih lama, bagaimana Tuhan menyatakan diri-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar