Sabtu, 17 April 2010

Memahami Yohanes Bab 19:31-37

Lambung Yesus ditikam

19:31. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. 19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; 19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, 19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. 19:35 Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. 19:36 Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." 19:37 Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam."

Kelihatannya menjadi tidak baik jika pada hari Sabat masih ada mayat tergantung di kayu salib. Jika yang disalib itu masih hidup maka kakinya dipatahkan agar cepat mati. Orang-orang Yahudi sepertinya menginginkan seseorang yang disalib agar cepat mati jika menjelang hari Sabat. Secara tidak langsung, sebenarnya mereka telah membunuh orang yang belum waktunya mati. Semua itu demi hari Sabat, dan diikuti oleh para prajurit atas perintah Pilatus.

Tuhan Yesus yang telah wafat tidak jadi dipatahkan kaki-Nya, namun mereka masih menyempatkan diri untuk menombak lambung-Nya. Darah dan air keluar dari bekas lambung yang tertikam, yang mestinya menjadi suatu pemandangan yang mengherankan. Jika darah yang tersisa belum membeku, mestinya hanya darah saja yang keluar. Namun kenyataannya masih ada darah dan air yang mengalir dari Tubuh-Nya.

Penulis tidak bisa membayangkan seperti apa air dan darah yang keluar tersebut. Mungkin inilah yang membuat para penikam melihat dengan ternganga, terpesona atas apa yang telah diperbuatnya. Darah dan air adalah simbul kehidupan, dimana orang tidak akan bisa hidup jika di dalam badannya tidak ada cairan dan darah.

Darah dan air-Nya akan mengaliri jiwa-jiwa yang gersang, yang haus ingin meneguk setetes saja sebagai penghapus dahaga. Dialah yang menyediakan kehidupan yang mengairi pada-padang tandus menjadi dataran menghijau nan subur. Siapa yang mau datang kepada-Nya tidak akan haus dan lapar lagi.

Orang sakit sering kali menerima infus cairan tambahan ataupun darah segar, agar tidak kekurangan cairan maupun darah. Penulis hanya bisa membayangkan betapa Tubuh Tuhan Yesus penuh dengan hiasan luka. Kulit yang hancur, bekas mahkota duri, bekas paku dan tombak, bagaikan dibatik dengan segala macam bentuk luka. Kasihan sekali, orang yang tidak pernah berbuat salah namun disiksa sedemikian rupa. Semuanya harus terjadi dan nubuat itu harus dipenuhi, agar penebusan dari kuasa dosa terlaksana.

Tuhan Yesus, kami bersyukur karena Engkau telah menebus dunia. Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar